1. Pertumbuhan
dan Perkembangan Jasmani
Pertumbuhan manusia sangat kompleks, bukan hanya karena adanya
variasi di
antara dua jenis kelamin atau di antara dua orang yang berbeda,
tetapi juga ada
variasi di dalam diri orang yang sama dari waktu ke waktu selama
proses
pertumbuhan berlangsung. Masa kanak-kanak memiliki karakteristik
pertumbuhan yang lamban dan relatif stabil. Tulang-tulang masih
lemah dan akan
19
tetap bertahan seperti itu hingga masa pertumbuhan berakhir, yaitu
sekitar akhir
masa remaja.
Masa kanak-kanak merupakan periode yang ditandai dengan
peningkatan tinggi
badan, berat badan dan massa otot secara terus menerus. Laju
pertumbuhan pada
masa kanak-kanak memang tidak secepat pada periode awal atau masa
bayi, dan
berangsur-angsur akan melambat seiring masuknya anak ke usia
remaja. Masa
kanak-kanak secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 periode,
yaitu:
1) periode usia 2 sampai 6 tahun yang disebut dengan awal masa
kanak-kanak
(usia kelompok bermain–taman kanak-kanak),
2) periode usia 6 sampai 9 tahun yang disebut dengan periode
pertengahan masa
kanak-kanak (usia kelas 1–4 sekolah dasar), dan
3) periode usia 9 sampai 12 tahun yang disebut dengan periode
akhir masa
kanak-kanak (usia kelas 4–6 sekolah dasar).
Pola gerak dasar (lari, jalan lompat) akan dapat dilakukan dengan
baik di
pertengahan masa kanak-kanak, tetapi kemampuan koordinasinya masih
kurang
dan ini berimplikasi terhadap kemampuan anak-anak untuk belajar
keterampilan
yang kompleks. Sementara itu tahun-tahun masa adolesen adalah
waktunya
pertumbuhan yang sangat cepat. Anak perempuan memasuki masa
percepatan
pertumbuhan lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dan juga
berhenti lebih cepat.
Pertambahan tinggi badan lebih dahulu dialami sebelum pertambahan
berat dan
kekuatan.
20
(Sumber: David L. Gallahue & John C. Ozmun. Understanding
Motor
Development: Infants, Children, Adolescents, Adults. Boston:
McGraw Hill.
2004:113)
Gambar 1 Perubahan Bentuk dan Proporsi Tubuh
Gambar 1 di atas merupakan ilustrasi perubahan bentuk dan proporsi
tubuh
sampai dengan usia 12 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani
merujuk
pada pengertian adanya perubahan besaran/jumlah/volume dan fungsi
pada unsur
sistem saraf, kerangka, dan otot. Berikut ini penjelasan secara
garis besar,
mengenai perubahan-perubahan tersebut.
a. Sistem Saraf
Rasa sakit, panas dan gerakan diterima oleh seseorang melalui
penerima khusus di
kulit, otot dan sendi. Refleks merupakan gerak otomatis yang
merupakan respons
dari kondisi khusus; misalnya gerak menarik tangan saat jari
tersentuh panci
panas. Namun setiap orang juga dibekali kemampuan untuk melakukan
kontrol
terhadap setiap gerakan yang akan dilakukan.
Sistem saraf merupakan sistem komunikasi dan “komputer”nya tubuh.
Saraf
meneruskan impuls atau signal elektris yang membawa pesan dari, ke
dan di
dalam otak. Sistem saraf meliputi otak, spinal cord, dan saraf
peripheral yang
menstimulasi otot-otot. Pada Gambar 2 dapat dilihat ilustrasi
bagian-bagian otak.
Midbrain (letaknya di bagian bawah) merupakan bagian otak yang
sudah
21
berkembang penuh pada saat dilahirkan. Fungsi bagian ini adalah
mengendalikan
seluruh gerak refleks yang sudah dimiliki oleh setiap bayi sejak
lahir.
PENGENDALI SELURUH AKTIVITAS
(Sumber: J.Weir & P.H.Abrahams. Imaging Atlas of Human
Anatomy. CR-Rom.
London: Primal Pictures.Ltd.)
Gambar 2. Bagian-bagian Utama Otak
Cerebral cortex merupakan bagian otak yang mengontrol respon gerak
sadar
(voluntary motor responses) dan penting untuk pemerolehan serta
penguasaan
bahasa, berpikir abstrak, dan semua proses kognisi.
Perkembangannya akan
mencapai maksimal pada usia 4 tahun. Bagian pengontrol sistem
motorik berada
di cortex, yang fungsinya adalah mengontrol gerak tubuh bagian
atas, togok
badan, lengan dan tangan. Bagian ini akan berkembang pesat pada
usia 6 bulan,
sementara bagian lain yang fungsinya mengontrol tungkai dan kaki
akan
berkembang kemudian. Bagian terakhir yang akan berkembang adalah
cerebellum. Fungsi utama dari bagian ini mengontrol atau mengatur
gerak,
khususnya keterampilan gerak. Fungsi lainnya adalah menjaga
keseimbangan
tubuh.
Cerebral cortex
Midbrain
Cerebellum
Spinal cord
22
b. Kerangka
Tulang membentuk kerangka, menopang berat tubuh dan membentuk
pengungkit
agar seseorang dapat bergerak. Terdapat 206 tulang keras pada orang
dewasa, dan
susunan serta komposisinya menentukan penampakan tubuh secara
keseluruhan.
Semuanya itu semula berwujud tulang yang lunak dan rapuh. Struktur
kerangka
tubuh semula berupa jaringan tulang rawan yang lunak, yang
kemudian akan
mengeras seiring dengan bertambahnya usia. Proses ini disebut
osifikasi
(ossification) yaitu proses tulang menjadi keras dan kaku.
Kecepatan dan
kesempurnaan osifikasi sangat individual. Tulang anak dalam masa
pertumbuhan
belum sepenuhnya mengeras (proses osifikasi belum sempurna),
relatif masih
lunak dan lentur, sehingga masih mampu mengabsorb tekanan atau
beban tanpa
menjadi patah. Aktivitas jasmani dapat meningkatkan kekuatan
tulang, namun
kecelakaan atau cedera dapat menyebabkan kerusakan atau cedera
yang menetap,
khususnya pada atlet muda.
c. Sendi
Sendi adalah penghubung 2 tulang. Kedua ujung tulang dibungkus/
dilindungi
oleh tulang rawan, agar gerakan lancar. Beberapa sendi memiliki
pelumas sendi
untuk mengurangi gesekan antar 2 ujung tulang. Fungsi pelumas ini
sama dengan
fungsi oli pada mesin. Ada sendi yang memiliki rentang gerak
sangat luas dan
dapat bergerak ke semua arah, contohnya adalah sendi bahu,
sementara sebagian
yang lain kurang luas geraknya, bahkan ada yang hanya bergerak ke
satu arah,
contoh lutut dan tulang belakang. Banyak pula sendi yang
dihubungkan oleh
ligamen. Ligamen ini kuat, merupakan ikatan serabut, sekali rusak
atau tertarik,
tidak akan kembali ke bentuk atau fungsi asalnya, dan akibatnya
sendi menjadi
tidak stabil (sering terjadi di lutut).
d. Otot dan Tendon
Otot bertanggung jawab terhadap gerak. Saat otot berkontraksi ia
akan memendek
dan menggerakkan tulang yang dilekatinya. Setiap gerak selalu
merupakan hasil
tarikan otot terhadap tulang, tidak pernah merupakan hasil
dorongan. Otot
23
melintasi satu atau lebih sendi dan seringkali berkelompok sesuai
dengan jenis
geraknya (contoh kelompok otot hamstring dan quadriceps). Berat
otot sekitar
40% dari berat tubuh dan akan berkembang menjadi lebih kuat bila
diberi latihan
yang tepat. Bagian ujung otot yang melekat pada tulang berupa
jaringan yang kuat
dan liat, disebut tendon.
Otot membutuhkan energi untuk kontraksi. Gerakan yang membutuhkan
waktu
singkat dapat dilakukan dengan memanfaatkan energi yang tersedia
di dalam otot.
Sementara latihan yang dilakukan dalam waktu lama memerlukan
oksigen dan
bahan bakar (gula dan lemak) di dalam otot. Otot sama dengan
mesin, membakar
bahan bakar (yang berasal dari makanan) agar bisa bergerak,
menjadi panas dan
menghasilkan/mengeluarkan sisa buangan. Sama dengan motor yang
memerlukan
percikan api untuk menyala, otot memerlukan signal saraf agar
dapat bergerak.
Selama masa perkembangan, otot akan tumbuh seiring dengan
tumbuhnya tulang.
Membesarnya ukuran otot, baik karena pertumbuhan alami maupun
sebagai akibat
adanya stimulasi (latihan, obat-obatan, dsb) disebut hipertropi
(hypertrophy).
Gambar 3. Anatomi Otot
(Sumber: R. P. Pangrazi. Dynamic Physical Education for Elementary
School
Children. San Fransisco: Pearson Education, Inc. 2004:284)
Pada umumnya, saat anak bertambah besar seiring dengan
bertambahnya usia,
kekuatannya juga akan meningkat. Sejumlah penelitian mengenai
kekuatan statis
pada anak-anak, yang diukur dengan grip dynamometer, menunjukkan
hasil yang
hampir sama antara anak perempuan dan laki-laki, dengan
peningkatan sekitar
65% dalam periode usia 3 hingga 6 tahun. Pada rentang usia 6
sampai 18 tahun,
kekuatan anak laki-laki akan meningkat hingga 359%, sementara anak
perempuan
24
akan meningkat hingga 260%. Secara umum, perkembangan kekuatan
anak
perempuan memang sedikit di bawah anak laki-laki, namun pada
periode akil
balik perkembangan kekuatan anak laki-laki jauh berada di atas
anak perempuan.
Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh meningkatnya hormon
testosteron pada anak
laki-laki yang kemudian diikuti dengan bertambahnya berat dan
ukuran serabut
otot.
e. Kardio-Respiratori
Sistem kardio-respiratori terdiri dari jantung, paru-paru, arteri,
kapiler dan vena.
Jantung dan paru-paru selalu siap menyediakan oksigen untuk semua
fungsi
tubuh. Jantung sebenarnya adalah salah satu jenis otot, sebesar
kepalan tangan di
tengah dada bagian kiri. Satu sisi jantung menerima darah yang
memuat oksigen
segar dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh tubuh melalui
pembuluh
arteri. Darah akan kembali ke sisi lain jantung dan melalui
pembuluh vena di
pompa kembali ke paru-paru. Pada orang dewasa, bahkan dalam
keadaan
istirahat, jantung akan memompa darah sekitar 5 liter tiap menit.
Jantung akan
berdetak lebih cepat dan lebih keras selama seseorang melakukan
latihan dan
seperti otot yang lain, jantung akan menjadi lebih baik bila
seseorang berlatih
secara teratur.
Darah adalah campuran dari air, sel dan nutrisi, dan merupakan
sistem
angkutan/tranportasi di dalam tubuh. Paru-paru memiliki permukaan
yang lebar
untuk memudahkan pergantian oksigen dan gas-gas yang lain. Gambar
3
menunjukkan bagian-bagian jantung. Setiap kali jantung memompa
akan
menimbulkan detakan, yang disebut dengan denyut. Denyut ini
dihitung
frekuensinya per menit; bila denyut berkecepatan 75 per menit
artinya jantung
berdetak 75 kali per menit. Penghitungan denyut biasanya dilakukan
melalui
pergelangan tangan, selama 10 sampai 15 detik.
Sistem respiratori atau pernafasan meliputi organ hidung, mulut,
tenggorokan,
bronchi dan paru-paru. Gambar 4 menunjukkan komponen-komponen
dalam
25
sistem ini. Bernafas meliputi aktivitas menarik dan mengeluarkan
udara, dan di
dalam udara terkandung 21% oksigen yang dibutuhkan manusia untuk
hidup.
Fungsi utama dari paru-paru adalah menyediakan oksigen bagi tubuh,
yang
dibawa melalui aliran darah menuju seluruh sel dalam tubuh.
(Sumber: R. P. Pangrazi. Dynamic Physical Education for
Elementary School Children. San Fransisco: Pearson
Education, Inc. 2004:285)
Jumlah oksigen yang diperlukan oleh tubuh, sangat tergantung pada
aktivitas yang
dilakukan. Bila seseorang melakukan kerja atau latihan berat, maka
kecepatan
respirasinya akan meningkat dan dengan sendirinya akan membawa
lebih banyak
oksigen. Jika jumlah oksigen yang disuplai ke sel-sel tubuh
mencukupi untuk
mempertahankan tingkat aktivitas, maka aktivitas itu disebut
aerobik atau daya
tahan aerobik. Sebaliknya jika aktivitas yang dilakukan memiliki
intensitas yang
tinggi, seperti lari cepat atau lari naik tangga, dan kecepatan
suplai oksigen tidak
dapat mengimbangi kecepatan aktivitas, maka pada saat itu selama
waktu yang
relatif singkat fungsi tubuh berjalan tanpa bantuan oksigen.
Keadaan ini disebut
dengan “hutang oksigen”, yang harus dibayar kemudian. Aktivitas
semacam ini
disebut dengan anaerobik.
26
2. Perkembangan
Keterampilan Motorik
Dengan meningkatnya ukuran-ukuran dan makin matangnya
fungsi-fungsi
jasmani, anak-anak juga akan memperoleh perkembangan kemampuan
dalam
keterampilan motorik. Meskipun sebagian besar perilaku merupakan
hasil belajar,
perlu diingat bahwa faktor kematangan sangat berpengaruh dan akan
membatasi
jenis-jenis keterampilan yang dapat dipelajari dan seberapa banyak
keterampilan
yang mampu dipelajari. Kecakapan dalam keterampilan motorik sangat
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan jasmani.
Perkembangan perilaku motorik terdiri dari 5 tahap, yaitu: tahap
reflektif,
elementer, gerak dasar, spesifik dan spesialisasi. Perincian dari
kelima tahap
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 Tahap Perilaku Motorik
TINGKAT
PERKEMBANGAN
TAHAPAN
CONTOH KARAKTERISTIK
PERILAKU
Sebelum lahir – masa bayi
(-5 bln – 1 tahun) Reflektif Menghisap, meraih, fleksi, ekstensi,
postural adjustments
Masa bayi
(0 sampai 2 tahun) Elementer Berguling, duduk, merangkak,
merambat, berdiri, berjalan, meraih
Awal masa kanak-kanak
(2 sampai 7 tahun) Gerak dasar Lokomotor, nonlokomotor,
manipulatif,
dan kesadaran gerak
Pertengahan-hingga akhir
masa kanak-kanak
(8 sampai 12 tahun)
Spesifik
Penyempurnaan gerak dasar dan
kesadaran gerak; gerak dasar tari-tarian,
permainan/ olahraga, senam dan aktivitas
akuatik
Remaja sampai dewasa
(12 tahun ke atas) Spesialisasi Aktivitas rekreasional dan atau
sampai
kompetitif.
(Sumber: Carl Gabbard, Elizabeth LeBlanc & Susan Lowy.
Physical
Education for Children: Building the Foundation. Englewood Cliffs,
NJ:
Prentice-Hall, Inc. 1987, p:22)
Berikut ini akan diuraikan karakteristik perilaku motorik pada
masing-masing
tahap perkembangan, namun demikian agar pembahasan lebih terfokus
pada
27
batasan usia dini, maka yang akan diuraikan dalam kesempatan ini
adalah tahap
gerak dasar, spesifik dan spesialisasi.
a. Tahap Gerak Dasar
Gerak dasar yang meliputi gerak lokomotor merupakan gerak
berpindah tempat,
misalnya; berjalan, berlari, dan melompat, gerak nonlokomotor
(stability)
merupakan gerakan di tempat, misalnya; gerakan mengayun, memutar,
dan
menekuk, gerak manipulatif merupakan gerakan memaikan benda
menggunakan
tangan atau kaki, misalnya; melempar, menangkap, menggiring dan
menendang,
dan kesadaran gerak (perceptual efficiency) merupakan dasar dari
gerak-gerak
yang lebih kompleks. Bagi anak yang normal hampir semua bentuk
keterampilan
dan kesadaran gerak yang terkait dengan gerak dasar dapat dikuasai
dengan baik
pada derajad tertentu pada usia sekitar 7 tahun, karena pola gerak
reflek
mempengaruhunya, dalam refleks ini terdapat tiga reaksi: (1). Bila
kepala diputar,
angota-angota gerak yang terletak diarah putaran wajah akan
berekstensi. Sedang
yang dibelakang wajah akan melakukan fleksi, (2). Bila kepala
menunduk,
ekstrimitas atas akan melakukan fleksi, dan ekstrimitas bawah akan
melakukan ekstensi, (3). bila kepala ditengadahkan, ektrimitas
bawah akan
melakukan fleksi sedangkan ekstimitas atas akan melakukan
ekstensi.
Keterampilan dasar adalah aktivitas motorik seperti lari, lompat,
lempar atau
menangkap (pola gerak dasar). Masing-masing memiliki kategori
gerak dasarnya,
yaitu lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif. Tahap perkembangan
keterampilan dasar biasanya menggunakan rentang dari belum matang
sampai
matang atau dari bentuk minimal sampai bentuk keterampilan
olahraga. Ini
merupakan ciri-ciri keterampilan anak usia 2 sampai 7 tahun.
Keterampilan olahraga merupakan pola gerak dasar yang sudah
matang, yang
diadaptasi untuk kebutuhan gerak khusus dalam suatu cabang
olahraga, misalnya
passing-throwing (melempar-menangkap) dalam cabang olahraga bola
basket,
lompat jauh (melompat), dan lari dalam cabang sepakbola.
28
Keterampilan nonlokomotor, atau kadangkala juga disebut stability
skills, adalah
gerakan yang dilakukan dengan sesedikit mungkin atau sama sekali
tanpa
berpindah pijakan/tumpuan, misalnya bergoyang (twisting, swaying),
membungkuk dan lainnya. Gerak nonlokomotor biasanya dikuasai
hampir
bersamaan dengan gerak lokomotor.
Keterampilan manipulatif adalah bentuk keterampilan yang memerlukan
kemampuan untuk mengontrol benda atau objek dengan menggunakan
tangan
atau kaki. Terdapat 2 jenis keterampilan manipulatif, yaitu
reseptif dan propulsif.
Keterampilan manipulatif reseptif adalah kemampuan untuk menerima
dan
mengendalikan objek, seperti menangkap bola, mencegat bola.
Sementara
manipulatif propulsif ditandai dengan adanya pengerahan tenaga
terhadap objek,
seperti menendang, memukul, melempar.
b. Tahap Spesifik
Keterampilan dan kesadaran terhadap gerak yang dikuasai anak-anak
selama masa
tahapan dasar, sedikit demi sedikit akan makin membaik akurasinya
maupun
kemampuan adaptasinya. Pada usia sekitar 8-9 tahun, perkembangan
sosial anak
memiliki peran sebagai stimulan dalam proses “memperbaiki gerak”,
khususnya
bentuk-bentuk gerakan yang diperlukan untuk memainkan permainan
yang saat
itu sedang populer. Selama masa akhir tahap ini, sekitar usia 9-12
tahun, banyak
bentuk-bentuk keterampilan dasar yang sudah dapat dikuasai dengan
baik oleh
anak-anak dan akan terus membaik. Mereka juga mulai dapat
melakukan gerakgerak
dasar dalam berbagai variasi dan situasi yang lebih kompleks, atau
dalam
permainan olahraga kecabangan.
c. Tahap Spesialisasi
Selama masa remaja dan kemudian berlanjut hingga dewasa,
kemampuankemampuan
yang khusus dapat diasah agar menjadi makin baik sekaligus
diterapkan atau diadaptasikan dalam bentuk keterampilan tertentu
atau
29
spesialisasi. Keberhasilan memperbaiki keterampilan dalam bentuk
atau untuk
spesialisasi, sangat tergantung pada adanya minat dan latihan.
3. Pola
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pemahaman terhadap prinsip-prinsip perkembangan akan membantu kita
untuk
dapat menyusun perencanaan kegiatan pembelajaran, memberikan
stimulasi dan
pengayaan pengalaman yang sesuai bagi anak-anak. Dengan pemahaman
ini, kita
juga akan dapat melakukan yang tindakan yang tepat untuk
menyemangati dan
mendukung anak dalam belajar.
Terdapat seperangkat prinsip yang menjadi karakteristik pola dan
proses
pertumbuhan dan perkembangan. Prinsip-prinsip ini akan menjelaskan
tipikal
perkembangan sebagai suatu proses yang berurutan dan dapat
diramalkan atau
diprediksi. Menurut Ruffin (2001) kita dapat meramalkan bagaimana
sebagian
besar anak akan berkembang dengan kecepatan yang sama dan pada
waktu yang
hampir bersamaan dengan anak lain yang seusianya. Meskipun
terdapat beberapa
perbedaan dalam satu dua aspek, namun pola tumbuh-kembang
anak-anak dapat
dikatakan berlaku secara universal.
a. Prinsip Perkembangan
(1) Perkembangan dimulai dari kepala ke arah kaki.
Prinsip ini menjelaskan mengenai arah perkembangan dan
pertumbuhan.
Menurut prinsip ini, anak-anak akan terlebih dahulu mampu
mengontrol
bagian kepalanya, kemudian lengan dan terakhir tungkai. Kemampuan
mengkoordinasi lengan akan diikuti dengan kemampuan mengkoordinasi
tungkai.
(2) Perkembangan dimulai dari bagian tengah ke bagian luar tubuh.
Prinsip
ini menjelaskan arah perkembangan. Menurut prinsip ini, sum-sum
tulang
belakang (spinal cord) berkembang terlebih dahulu, sebelum bagian
yang
lebih luar. Atau dengan kata lain, perkembangan dimulai dari
bagian
tengah tubuh ke arah luar. Lengan akan berkembang terlebih dahulu
30
sebelum tangan, dan tangan atau kaki akan berkembang sebelum
jarijemari.
Jari-jemari baik di tangan maupun di kaki, yang digunakan untuk
gerak motorik halus merupakan bagian yang terakhir berkembang
dalam
proses perkembangan fisik.
(3) Perkembangan tergantung pada kematangan dan pembelajaran.
Kematangan merujuk pada urut-urutan karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan biologis. Perubahan biologis berlangsung secara
berurutan
dan akan memberi kemampuan baru bagi anak-anak. Perubahan pada
otak
dan sistem saraf lebih banyak tergantung pada adanya proses
pematangan.
Perubahan di bagian ini akan menyebabkan meningkatnya kemampuan
anak-anak dalam berpikir (kognitif) dan keterampilan motorik
(fisik). Di
samping itu, anak-anak harus terlebih dahulu mencapai kematangan
pada
titik tertentu sebelum ia mampu berkembang lebih lanjut untuk
menguasai
keterampilan yang baru. Lingkungan dan pembelajaran yang dialami
oleh
anak-anak memiliki berpengaruh besar terhadap optimasi
perkembangan
anak-anak. Rangsangan lingkungan dan pengalaman yang beragam akan
membuat anak mampu mengembangkan kemampuannya secara
maksimal.
(4) Perkembangan dimulai dari sesuatu yang simpel/nyata ke arah
yang lebih
kompleks.
Anak-anak menggunakan kognisi dan keterampilan bicaranya untuk
memberikan alasan dan memecahkan masalah. Sebagai contoh, belajar
hubungan antara 2 benda, mencari kesamaannya atau penggolongannya
merupakan kemampuan yang penting untuk mengembangkan kognisi.
Proses kognisi pada saat belajar bagaimana atau apa kesamaan
antara apel
dan jeruk, dimulai dari tahap pemikiran yang mudah tentang
ciri-ciri 2
objek. Bila tidak melihat adanya kesamaan, maka anak-anak usia
kelompok bermain akan mendeskripsikan objek berdasarkan beberapa
ciriciri
dari objek tersebut, misalnya ciri warnanya. Barangkali
responsnya:
31
“apel berwarna merah dan jeruk oranye”. Tahap pertama dari proses
berpikir tentang apa kesamaan 2 objek, sama dengan mendeskripsikan
atau
mencari hubungan fungsional di antara kedua objek tersebut. Bila
kemampuan kognisi anak makin berkembang, mereka akan mampu
memahami hubungan yang lebih kompleks dari 2 objek atau benda.
(5) Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang
terus-menerus
dan berkelanjutan.
Seiring dengan perkembangan, anak-anak akan makin menguasai
keterampilan-keterampilan yang sudah mereka pelajari dan menambah
keterampilan baru. Selanjutnya keterampilan baru ini akan menjadi
dasar
bagi penguasaan keterampilan baru yang lain. Pola ini berlaku pada
sebagian besar anak. Satu tahap perkembangan akan menjadi dasar
bagi
perkembangan selanjutnya, demikian seterusnya. Bayi terlebih
dahulu
mampu menggerakkan lengan dan tungkai sebelum mampu meraih
sesuatu.
(6) Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari hal yang umum ke hal
yang
khusus.
Dalam perkembangan motorik, bayi akan terlebih dahulu meraih
sesuatu
dengan tangannya sebelum mampu melakukannya dengan hanya
menggunakan jemari tangannya, atau hanya menggunakan jari telunjuk
dan ibu jarinya. Awal gerak motorik bayi sangat umum, tidak
terarah, dan
reflektif. Pertumbuhan terjadi dari gerak otot besar ke gerak otot
yang
lebih kecil/halus.
(7) Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan bersifat individual.
Setiap
anak berbeda dan kecepatan pertumbuhannya juga berbeda-beda.
Meskipun pada umumnya pola dan tahapan perkembangan dan
pertumbuhannya sama, tetapi kecepatan mencapai tingkat
perkembangan
tertentu bisa berbeda-beda. Dengan memahami kenyataan bahwa
32
kecepatan perkembangan bersifat individual, maka kita harus
berhati-hati
karena usia tidak dapat dengan begitu saja digunakan sebagai
patokan
untuk mendeskripsikan atau menyimpulkan tingkat perkembangan
seorang
anak. Beberapa anak akan mulai berjalan pada usia 10 bulan
sementara
beberapa yang lain baru dapat berjalan beberapa bulan lebih tua
hingga
sekitar usia18 bulan. Anak juga ada yang pasif, dan ada juga yang
aktif.
Namun bukan berarti bahwa anak yang aktif lebih cerdas dari anak
yang
pasif. Hingga saat ini belum ada komparasi yang benar-benar valid
untuk
membandingkan kemajuan antar satu anak dengan lainnya.
b. Karakteristik Masa
Anak-anak (anak besar) usia 6 Sampai 12 Tahun
ditinjau dari Ranah
Kognitif, Afektif, Perkembangan Gerak dan
Implikasi Program
Perkembangan Gerak
Perkembangan ranah afektif bisa dikatakan dramatis selama awal
tahun masa
anak-anak. Selama periode ini, anak dilibatkan di dalam kedua
tugas baik itu
tugas sosial dan emosional yang penting untuk perkembangkan
inisiatif pada
anak (prakarsa).
Anak-anak terlibat dalam pengalaman-pengalaman baru, seperti
memanjat,
melompat, berlari, dan melemparkan sesuatu, demi mereka sendiri
dan untuk
kegembiraan saja dan mengetahui apakah mereka mampu melakukan.
Kegagalan untuk mengembangkan inisiatif/ prakarsa dan kebebasan
Anak laki-laki dan perempuan
bersifat sebangun di dalam pola
pertumbuhan mereka, dengan
pola pertumbuhan anggota tubuh (seperti
lengan, tungkai) menjadi
lebih cepat dari pertumbuhan bagian togok
sepanjang masa anak-anak.
33
memimpin memunculkan perasaan malu, tidak berharga, dan rasa bersalah.
Penetapan dari suatu konsep diri yang stabil adalah yang penting
kepada
pengembangan ranah afektif pada seorang anak karena itu
berpengaruh fungsi
kognitif dan psikomotor.
Melalui perantara permainan, anak kecil mengembangkan suatu asas
daya
gerak yang luas, manipulatif, dan kemampuan-kemampuan stabilitas.
Dengan
suatu konsep diri yang positif dan yang stabil, keuntungan
pengontrolan otot
dapat terkendalli lebih lancar. Rasa takut, berhati-hati, dan
terukur dalam
bergerak pada anak usia 6 sampai 7 tahun secara berangsur-angsur
akan
memberikan rasa percaya diri, keinginantahuan. Imajinasi-imajinasi
hidup
memungkinkan anak dapat melakukan melompat dan memanjat
Karakteristik-karakteristik perkembangan berikut dapat diwakili
menunjukkan suatu perpaduan dari sebuah sumber yang luas dan
diperkenalkan di sini untuk menyediakan suatu pandangan yang lebih
lengkap
secara keseluruhan kondisi anak selama awal tahun masa anak-anak
sangat
luas
1) Karakteristik Perkembangan Fisik dan Gerak
(a) Anak laki-laki dan perempuan memiliki tinggi badan dari
sekitar
111,8-152,4 cm dan memiliki berat badan20.0-40.8 kg
(b) Pertumbuhan melambat, terutama dari usia 8 hingga terakhir
dari
periode ini. Ada saat pertumubuhan melambat tetapi masih ada
kenaikan-kenaikan, tidak seperti keuntungan kecepatan penambahan
tinggi dan berat selama masa pra-sekolah.
(c) Tubuh mulai bertambah tinggi, dalam satu tahun tingginya
bertambah
dari 5.1-7.6 cm dan dalam satu tahun berat badan bertambah dari
1.4-
2.7 kg.
(d) Cephalocaudal (dari kepala ke kaki) dan proximodistal (pusat
ke batas
luar) prinsip-prinsip dari perkembangan di mana pada kenyataannya
34
otot-otot yang besar dari tubuh itu lebih cepat perkembangannya
dibanding otot-otot yang kecil.
(e) Anak perempuan secara umum sekitar satu tahun di depan anak
lakilaki
di dalam perkembangan fisiologis, dan membedakan minat mulai
muncul pada akhir periode ini.
(f) Pilihan tangan adalah sekitar 85 persen lebih menyukai tangan
kanan
dengan dibentuk kuat dan sekitar 15 persen yang lebih menyukai
tangan kiri
(g) Anak laki-laki dan anak perempuan adalah keduanya penuh dengan
energi tetapi sering kali rendah dalam menguasai daya tahan,
mengukur daya tahan dan mudah lelah. Kemampuan reaksi pada
latihan bagaimanapun sangat besar.
(h) Mekanisme-mekanisme perceptual visual secara penuh
dibentuk/mapan pada akhir periode ini.
(i) Aktivitas yang yang melibatkan mata dan anggota tubuh- anggota
tubuh lain berkembang pelan-pelan. Aktivitas seperti itu seperti
memvoly atau membentur bola yang di berdirikan dan melempar
memerlukan praktek yang cukup yang mempertimbangkan untuk
penguasaan.
2) Karakteristik-Karakteristik Perkembangan ditinjau dari Ranah
Kognitif
(a) Tahap perhatian adalah secara umum masih singkat pada awal
periode
ini, tetapi secara berangsur-angsur akan meluas. Bagaimanapun
juga,
anak laki-laki dan perempuan dari usia ini akan sering kali
memanfaatkan waktu untuk aktivitas yang menjadi minat besar
mereka.
(b) Mereka bersiap-siap untuk belajar dan untuk menyenangkan orang
dewasa (orang di sekitarnya), tetapi mereka masih membutuhkan
bantuan dan bimbingan di dalam membuat keputusan.
35
(c) Anak-anak mempunyai imajinasi yang baik dan penampilan kreatif
yang sangat baik; bagaimanapun rasa malu kelihatan untuk menjadi
suatu akhir dari periode ini.
(d) Mereka sering tertarik akan televisi, komputer-komputer,
game-game
video, dan membaca.
(e) Mereka tidak mampu berpikir abstrak dan sukses terbaik dengan
contoh-contoh nyata dan situasi-situasi selama permulaan dari
periode
ini. Lebih banyak kemampuan-kemampuan teori abstrak bersifat jelas
pada akhir periode ini.
(f) Anak-anak dengan beralasan curiga dan ingin mengetahui
"mengapa."
3) Karakteristik Perkembangan ditinja dari Ranah Afektif .
(a) Minat dari anak laki-laki dan anak perempuan bersifat sebangun
pada
awal periode ini tetapi segera mulai untuk berbeda/ menyimpang.
(b) Anak adalah berpusat pada diri sendiri dan bermain dengan
kurang
baik di dalam kelompok-kelompok yang besar untuk periode waktu
yang lama selama tahun yang utama, situasi-situasi kelompok kecil
dengan ditangani dengan baik.
(c) Anak sering agresif, membual, kritis, reaksi yang berlebih,
dan
menerima kekalahan dan memenangkan dengan kurang baik.
(d) Ada satu tidak konsisten tingkat kedewasaan; anak itu sering
lebih
sedikit bersikap dewasa di rumah dibanding di sekolah.
(e) Anak mau mendengarkan yang berwibawa, "adil"
hukuman, disiplin,
dan penguatan.
(f) Anak-anak bersifat ingin/gembira dan senang bertualang untuk
dilibatkan dengan seorang teman atau kelompok para teman di dalam
aktivita berbahaya.
(g) Konsep diri anak itu menjadi dengan kuat dibentuk/mapan.
36
4) Pelaksanaan untuk Program Perkembangan Gerak
(a) Harus ada peluang untuk anak-anak untuk melakukan
gerakan-gerakan
pokok di dalam bidang-bidang lokomotor, manipulasi, dan stabilitas
sampai batas di mana mereka cairan dan efisien.
(b) Bantuan kebutuhan anak-anak di dalam membuat transisi dari
tahap
gerakan pokok sampai tahap gerakan yang khusus.
(c) Mereka mempunyai kelompok dan mengamankan tempat-tempat di
dalam sekolah mereka dan rumah mereka.
(d) Peluang besar untuk dorongan dan penguatan positif dari orang
dewasa
adalah perlu mempromosikan pengembangan yang dilanjutkan dari
konsep diri yang positif.
(e) Peluang dan dorongan untuk menjelajah dan eksperimen melalui
gerakan dengan tubuh dan obyek mereka di dalam lingkungan
meningkatkan efisiensi gerak perceptual.
(f) Harus ada praktek agar merasakan di mana ada tanggung jawab
lebih
besar semakin diperkenalkan dengan mempromosikan kepercayaan
pada diri sendiri.
(g) Peluang untuk aktivitas regu harus disediakan di waktu wajar.
(h) Aktivitas Imajiner dan meniru-niru bisa secara efektif
disatukan ke
dalam program selama tahun karena imajinasi-imajinasi anak-anak
itu
masih bersemangat
(i) Aktivitas yang dilakukan pada tingkat ini dengan melibatkan
pemakaian musik dan irama bersifat menyenangkan dan bersifat
berharga di dalam meningkatkan kemampuan-kemampuan gerak dasar,
kreativitas, dan suatu pemahaman dasar komponen-komponen dari
musik dan irama.
(j) Aktivitas yang melibatkan memanjat dan menggantung adalah
berpengaruh baik bagi perkembangkan tubuh bagian atas.
(k) Diskusikan situasi dalam permainan termasuk peraturan
permainan
seperti itu seperti mengambil giliran, perlakuan wajar, tidak
menipu,
37
dan nilai-nilai yang umum lainnya sebagai alat penetapan suatu
pengertian yang lebih lengkap dari yang benar atau salah.
(l) Mulai untuk menekankan ketelitian, wujud, dan ketrampilan di
dalam
kinerja dari ketrampilan-ketrampilan gerakan.
(m) Beri dorongan kepada anak-anak untuk berpikir sebelum mereka
bertindak dalam satu aktivitas. Membantu mereka mengenali alat
yang
berpotensi bahaya sebagai alat mengurangi perilaku mereka yang
sering kali sembrono.
(n) Mendorong ke aktivitas kelompok kecil yang diikuti oleh
aktivitas
kelompok yang lebih besar dan pengalaman olahraga beregu.
(o) Penggunaan dari aktivitas yang berirama untuk menyaring
koordinasi
yang diinginkan.
(p) Keterampilan-keterampilan gerakan khusus dikembangkan dan
dipilih
pada akhir periode ini. Pentingnya waktu luang untuk praktek,
dorongan, dan instruksi selektif.
(q) Keikutsertaan yang muda di dalam aktivitas olahraga yang
bersifat
untuk perkembangan yang sesuai dan menghubungkan kebutuhan dan
minat dari anak-anak harus diberikan dorongan.
No comments:
Post a Comment