1.
Usia kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan
seperti orang yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Remaja yang matang terlambat,
yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa salah mengerti sehingga cenderung
berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri.
2.
Penampilan diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaha merasa
rendah diri, meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Setiap
cacat fisik merupakan sumber yang memalukan yang mengakibatkan perasaaan rendah
diri. Sebaliknya daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan
tentang cirri kepribadian dan menambah dukungan sosial.
3.
Kepatutan seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan
perilaku remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidakpatutan seks membuat
remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.
4.
Nama dan julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman
sekelompok menilai namanya buruk atau bila memberi nama julukan yang bernama
cemoohan.
5.
Hubungan keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat
dengan anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan
ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis,
remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis
seksnya.
6.
Teman-teman sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian
remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari
anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya dan kedua, remaja berada
dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh
kelompok.
7.
Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar
kreatif dalam bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan
individualitas dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep
dirinya. Sebaliknya, remaja yang sejak awal masa kanak-kanak didorong untuk
mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang mempunyai perasaan identitas dan
individualitas.
8.
Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak
realistik. Ia akan mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak
mampu dan reaksi-reaksi bertahan di mana ia menyalahkan orang lain atas
kegagalannya. Remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak mengalami
keberhasilan daripada kegagalan. Ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan
kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment