Monday, May 8, 2017

RESUME MEMBANGUN KARAKTER DAN BUDAYA LITERASI MELALUI PENDIDIKAN NON-FORMAL

Manusia bukanlah angka-angka statistik yang bisa ditambah, dikurangi, dikali dan dibagi. Manusia adalah sosok utuh yang memiliki kehormatan, harga diri, rasa malu dan bahagia. Manusia bukanlah perangkat yang tersusun atas struktur fisik semata, melainkan sistem yang terbangun atas struktur psikis.
Membangun manusia tidaklah sama dengan membangun gedung, jalan dan jembatan. Membangun manusia adalah membangun pemikiran, keimanan, hati nurani, karakter, kehormatan, jati diri, dan akhlak mulia secara utuh dan menyeluruh. Oleh karena itu pendidikan mesti diarahkan pada pengembangan tiga kekuatan yakni pemikiran, iman dan hati nurani.
            Character-characteristic adalah sifat atau wakat yang melekat pada diri seseorang secara khas. Characterize adalah kemampuan mengenali watak diri; characterize adalah penggolongan watak dengan ciri-ciri yang khas kepada seseorang, characterless adalah orang yang kehilangan kepribadian/watak.
            Karakter berbeda dengan temperamen, karakter merupakan sifat lain dari temperamen, usaha dan kepentingan yang sudah mengalami proses pembentukan. Pembentukan tersebut berlangsung di lingkungan rumah, sekolah, teman sebaya atau lingkungan lain dimana manusia berada. Dengan demikian, karakter bukanlah bawaan lahir, melainkan hasil pembentukan lingkungan. Namun demikian, nafsu dan kepentingan diri yang dilandasi oleh kekuatan logika, hati nurani dan keimanan lebih banyak mendominasi pengaruh pembentukan karakter tersebut.
            Sedangkan kepribadian adalah jati diri yang menggambarkan keaslian dan keutuhan sikap, pemikiran dan perilaku manusia secara mendasar. Namun demikian, kita sulit membedakan dan memisahkan antara kepribadian, karakter, dan temperamen, karena semuanya bersumber dari pemikiran, hati nurani dan keimanan yang dinamis dan fluktuatif, hanya semuanya ditandai oleh keaslian bukan kepalsuan.
            Terdapat lima kategori kepribadian yaitu :
a.    Conscienctiousness yaitu kepribadian dengan pengertian yang mendalam, sikap berdaya cipta dan sikap keingintahuan, keberhati-hatian selalu memberikan penghargaan pada seni, emosi, petualangan, gagasan-gagasan yang tidak biasa, kecurigaan dan variasi pengalaman.
b.    Carefulness (ketelitian) kepribadian yang cenderungan menunjukkan disiplin diri, kepatuhan dan sikap hormat, dan mencoba mencapai prestasi secara terencana dan tidak bersifat spontan.
c.    Extraversion yaitu kepribadian yang mudah dirangsang, kerahaman, banyak bicara, ketegasan, dan emosi yang bersifat ekspresif
d.   Agreeableness, yaitu kepribadian bersahabat, sikap mengasihi dan ingin menghibur, namun bersikap dingin dan terkadang bersikap kejam. Kepercayaan, azas mengutamakan orang lain, kebaikan, kasih sayang, dan perilaku-perilaku prososial lain
e.    Neuroticism yaitu kepribadian yang sensitif, gelisah, ketidakstabilan emosi, ketertarikan, kemurungan, sifat lekas marah, dan kesedihan.
Budaya Literasi
            Literasi didefinisikan sebagai Kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Kemampuan literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi angka kematian anak, pertumbuhan penduduk, dan menjamin pembangunan berkelanjutan dan terwujudnya perdamaian
            Budaya literasi dalam pandangan Islam adalah kemampuan membaca isi dunia dan alam sekitarnya. Membaca itu merupakan kewajiban setiap muslim, dan meninggalkan membaca hukumnya dosa. Guru, dosen, ulama, kakek-kakek, nenek-nenek, yang tidak melaksanakan kewajiban membaca, hukumnya dosa. Membaca dalam pandangan Islam harus dilakukan untuk dan atas nama Allah SWT.
Membangun Pendidikan Non-Formal Yang Berkarakter dan Berbudaya Literasi
            Ruh pendidikan nonformal adalah kreativitas, fleksibilitas, produktivitas, kemandirian, kebermanfaatan, semangat menjadi, dan kebermanfaatan. Ruh itu tumbuh bersamaan dengan menguatnya semangat, motivasi, dan kepercayaan diri untuk menjadi yang terbaik.
            Membangun Pendidikan nonformal yang baik antara lain dikembangkan melalui :
1.      Menetapkan Perencanaan dan desain mutu
a.       Memiliki visi, misi, tujuan dan program yang sejalan dan berkeseimbangan dengan kinerja, anggaran, fasilitas dan kewenangan
b.      Dikembangkan melalui kinerja Berbasis pada Budaya Mutu
c.       Memiliki strategi dan prioritas kerja yang jelas dan yang paling mungkin
d.      Memiliki sistem kontrol yang baik untuk meningkatkan mutu proses dan produk
2.      Punya Skala Prioritas
a.       Mengutamakan yang penting dan menangguhkan sesuatu yang tidak penting
b.      Memprioritaskan sesuatu yang mungkin dan menangguhkan sesuatu yang tidak mungkin
c.       Tidak mulai dari yang seharusnya tapi memulai dari apa yang dapat dikerjakan saat ini
3.      Implementasi Strategi
a.       Menggunakan prinsip koeherensi, komprehensif, keseimbangan dan keterukuran
b.      Bersifat fleksibilitas sesuai iklim – cepat ada yang dikejar dan lambat ada yang ditunggu
c.       Menggunakan prinsip-prinsip Pelayanan Prima

Pendidikan karakter tidak boleh melahirkan sikap, pemikiran dan perilaku semua dimana siswa merasa asing terhadap dirinya dan asing terhadap hati nuraninya, sehingga sikap, pemikiran dan perilaku siswa selalu berada di luar dirinya. Pendidikan karakter harus mampu menyatukan sikap, pemikiran, perilaku, hati nurani, dan keimanannya menjadi satu kesatuan yang utuh.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive