Dalam belajar gerak, idealnya dimulai dari tahap pemahaman konsep,
tahap
asosiasi, dan tahap automatisasi.
1. Pemahaman Konsep
(cognitive stage)
Selama cognitive stage ini, peserta didik pertama kali
diperkenalkan dengan
ketrampilan gerak yang baru, dan tugas untuk mengembangkan satu
pemahaman persyaratan-persyaratan gerakan itu. Pemahaman konsep
ini
diawali dengan cara melihat suatu proses bagaimana suatu gerakan
dilakukan,
jadi sebaiknya guru pendidikan jasmani memperagakan terlebih
dahulu suatu
gerakan baru kemudian peserta didik diminta untuk melakukannya
kembali.
Ini berarti sebelum menyuruh peserta didik melakukan tugas unjuk
kerja,
mereka terlebih dahulu harus memahami secara konsep rincian unjuk
kerja
tersesebut, baru kemudia mereka disuruh untuk melakukannya.
2. Tahap yang kedua atau
associative stage
Setelah peserta didik mencoba gerakan secara berulang-ulang, maka
akan
muncul suatu suatu gerakan yang dirasakan sesuai secara individu,
ada
kemungkinan antara satu peserta didik dengan peserta didik yang
lainya akan
berbeda dalam menampilkan suatu unjuk kerja. Seorang peserta didik
pada
tahap ini menjadi merasa terikat dan memilih pada pola gerakan
tertentu.
Gerakan menjadi lebih konsisten, dengan sedikit kesalahan.
Kemampuan melakukan gerakan dengan secara tidak langsung akan
memperbaiki kekurangan seperti perhatian tentang melakukan gerakan
diri
sendiri, membiarkan peserta didik untuk mulai melakukan hal-hal
yang baru.
Hal ini juga menguntungkan dalam kemampuan untuk beradaptasi ke
dalam
gerakan yang disesuaikan pada berbagai kondisi lingkungan. Dalam
tahap ini,
kemampuan peserta didik menjadi terus meningkat tidak hanya
mendeteksi
penyebab kesalahannya tetapi juga tentang pengembangan strategi
yang sesuai
untuk kebaikan mereka.
Perubahan karakter peserta didik, peran guru pada tahap ini
menggeser dari
satu instruksi yang mendominasi untuk praktek perancangan dengan
desain
constructive practice experiences.
3. Autonomous stage
Tahap akhir ini tidak semua peserta didik akan dapat mencapainya.
Di dalam
tahap automatisasi, penampilan mencapai tingkat kecakapan yang
paling
tinggi dan telah menjadi otomatis. Perhatian peserta didik selama
tahap ini
direlokasikan kepada pengambilan keputusan yang strategis. Sebagai
tambahan, tugas-tugas ganda dapat dilaksanakan secara serempak.
Akhirnya,
peserta didik-peserta didik di dalam tahap ini bersifat konsisten,
merasa yakin/
percaya diri, membuat sedikit; kesalahan dan secara umum dapat
mendeteksi
dan mengoreksi kesalahan yang mereka lakukan.
kecakapan ketrampilan telah mencapai tingkatan-tingkatan yang
paling tinggi,
di sana tinggal untuk perbaikan, hanya peserta didik yang
mempunyai talenta
dalam cabang olahraga tertentu yang sampai pada tahap outomatisasi ini
No comments:
Post a Comment