Hari masih pagi buta, jam baru menunjukkan pukul 03.00 WIB.
Pak Rio sibuk membereskan semua perlengkapan Bu Rio (Tiwi) dan calon anaknya,
mereka bersiap – siap untuk pergi ke Rumah Sakit karena Bu Rio mau melahirkan.
Dokter dan Suster segera membawa Bu Rio ke Ruang Bersalin.
Detik demi detik berlalu begitu cepat, tak terasa sudah hampir 3 jam Bu Rio di
Ruangan Bersalin.
Oa……………jerit tangis bayi pertama mereka memecah kesunyian
pagi yang cerah, pada waktu ini tepat pukul 06.30 hari Selasa bulan Februari
dan bayi itu diberi nama : Febi Selliana
17 Tahun kemudian
“ Uah ……….cepet banget sih paginya, padahal aku kan masih
ngantuk,” guman Selli sendiri.
“ Non, bangun sudah siang, di tungguin ibu dan bapak di Ruang makan “ suara bi Inah menggangguku.”
Iya, sebentar lagi aku keluar “ jawabku.
“ Loh, kok masih pake baju tidur, belum mandi lagi, masa
anak perawan kayak gitu “ayah menceramahiku.
“ Iya, masa anak gadis mama pemalas “ mama menambahkan
perkataan ayah.
“ Kan, ini hari Minggu mah, yah “ jawab aku.
Tit…………….tit, suara mobil Bayu terdengar dari depan rumah
Selli. Bayu adalah pacar dari Selli. Bi Inah segera membuka pintu.
“ Bay, lihat ni Selli “ panggil ayah ke Bayu, Bayu hanya
tersenyum melihat Selli yang baru bangun tidur.
“ Iya Bay, gimana nih pacarmu, jam segini belum
ngapa-ngapain “ mamah membuat Selli tambah malu.
“ Iya-iya, Selli segera mandi, oh iya Bay tungguin bentar
lagi yah “ Seli berlalu meninggalkan Bayu.
“Kalian mau kemana sih?” tanya ayah Selli.
“ Kami mau ke Mall om, tante, boleh kan?” Bayu memberitahu
ayah dan mamah Selli.
“ Ini den, minumnya “ Bi Inah memberikan secangkir teh
hangat untuk Bayu.
“ Makasih ya bi “ jawab Bayu.
“ Om dan tante mengijinkan kalian pacaran, asalkan masih
dalam batasan yang wajar ajasih “
ibu Tiwi menjelaskan
pada Bayu.
“ Bayu, aku sudah
siap ” panggil Selli yang sudah berdandan.
“ Om, tante, Bayu
pergi dulu yah!” pamit Bayu.
“ Mah, yah, pergi
dulu yah! Selli pamit.
“ Hati-hati yah “
jawab mama dan ayah Selli.
Selli dan Bayu akhirnya pergi, Selli melambaikan tangan
kepada ayah dan mamahnya, mereka pun berlalu.
“ Yah, kok
perasaan mama enggak enak ya?” Tanya
mamah.
“ Jangan gitu ah,
itu engak baik tahu!” jawab ayah.
“Sementara itu,
di dalam mobil Selli merasa ada yang lain dengan Bayu.
“Bay, kok kamu diam
ajasih, kayak enggak semangat gitu, kenapa sih?” tanya Selli pada Bayu.
“ Enggak kok, oh
iya Sell, kamu sayang enggak sih sama aku?”Bayu balik nanya sama Selli.
“Loh, kok nanya kayak gitu, ya aku sayang dong sama kamu,
buat apa dong aku pacaran sama kamu” jawab Selli.
Bayu tersenyum mendengar
jawaban Selli tadi. Bayu dan Selli pacaran kurang lebih hampir 2 tahun, dan
tiba-tiba ” loh Bay, ada apa ini Bay,
kok jadi kayak gini Bay?” tanya Selli pada Bayu.
“ Enggak tahu Sell, tapi…Sell remnya blong,!!!”jawab Bayu
penuh kepanikan.
“Awas Bay, di depan…………….” Brak “ benturan keras pun
terjadi, kecelakaan tak dapat terhindari, mobil Bayu menabrak sebuah pohon di
tepi jalan.
Pray………….pigura photo Selli dan Bayu pecah, “ ya tuhan, apa
ini?” tanya mamah Selli dalam hati, perasaannya semakin kacau.
“ yah,
ayah………..”panggil mamah Selli ke ayah Selli.
“ Ada apa sih mah, teriak-teriak kayak di Hutan aja “jawab
ayah.
“ Yah, lihat ini “ mamah menunjukan photo Selli dan Bayu
yang pecah.
“ Loh, loh kok bisa kayak gini sih mah?”tanya ayah.
“ Mamah juga enggak tahu yah, tiba-tiba aja jatuh, duh mamah
jadi takut ada apa-apa lagi dengan Selli “ jawab mamah panjang lebar.
Mamah dan ayah Selli semakin cemas, apalagi handphone Selli
dan Bayu tidak aktif ketika dihubungi.
Kring………….bunyi telepon berdering di Ruang tamu
“ Hallo, ini dengan
keluarga Pak Rio, ini siapa?” tanya Bi Inah mengangkat telpon.
“ Apa………?” tiba-tiba Bi Inah panik dan matanya berkaca-kaca.
“ Bu,…….non Selli dan Bayu mengalami kecelakaan,” dan mereka
sekarang berada di Rumah Sakit Bina Karya “ jawab Bi Inah sambil menangis.
“ Apa………..”mamah Selli langsung pingsan dan Bi Inah
berteriak memenggil bapak dan akhirnya mamah Selli di bawa ke kamar oleh bapak.
“ Mah, mamah sudah sadar, syukurlah terima kasih ya tuhan “
guman ayah melihat mamah sadar.
“ Yah, Selli yah, “mamah menagis sambil memeluk ayah.
“ Iya, sekarang mamah siap-siap, kita ke Rumah Sakit
sekarang “ajak ayah pada mamah.
Ayah dan mamah Selli segera pergi ke RS. Bina Karya. Mamah
Selli perasaannya semakin kacau dan tak karuan, mereka pun sudah tiba di
RS.Bina Karya.
“ Suster dimana korban yang kecelakaan tadi sus?” tanya
mamah pada suster sambil menangis.
“ Oh, mereka masih di Ruang UGD bu, belok kanan di situ
lokasinya” jawab suster itu.
“ Terima kasih sus,”mereka pun segera menuju Ruang UGD,
ternyata di situ telah ada Pak Aryo dan Bu Widia orang tua dari Bayu.
“ Pak Aryo, bu Widia, bagaimana keadaan mereka?”tanya ayah
Selli penuh harap.
“ Kami belum tahu Pak Rio, kami juga baru sampai” jawab bu
Widia penuh tangis.
Mereka pun menunggu dokter keluar, dengan penuh harapan,
agar Selli dan Bayu dapat selamat.Dan tak lama kemudian, dokter keluar dari
Ruang UGD tersebut.
“ Bagaimana keadaan mereka dok?” tanya kedua orang tua
mereka berbarengan.
“Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi maafkan saya,
saya hanya dapat menolong yang wanitanya saja, sedangkan yang pria saya mohon
maaf sekali “ jawab dokter itu dan kemudian berlalu.
“ Itu berarti anakku
Bayu tak tertolong “guman Bu Widia dengan isakan yang semakin menjadi-jadi.
Kemudian Selli dibawa ke Ruang rawat dan Bayu sudah dibawa
keluarganya ke luar rumah sakit, katanya sih jenazah Bayu akan dibawa ke tempat
kelahiranya di Jogyakarta, tak terasa sudah hampir 2 bulan Selli di rawat dan
itu berarti 2 bulan juga Bayu meninggal.
“ Bu Tiwi dan pak Rio, nona Selli sudah bisa pulang, tapi
tiap 2 minggu sekali dia harus cek-up kembali “dokter menjelaskan pada orang
tua Selli.
“Sell, kamu dengar kan, kamu sudah boleh pulang, ya sudah
dokter terima kasih untuk semuanya “ ibu Tiwi terlihat senang, Selli pun
kembali pulang, tapi setibanya di rumah, Selli malah menangis.
“ Sell, kamu kenapa saying? Mamah tahu kamu sedih, tapi itu
enggak bakal menyelesaikan semuanya, sekarang kamu harus bangkit dan semagat
agar Bayu di sana tidak sedih melihat kamu “ mamah menerangkan pada Selli dan
memberinya semangat. Selli pun bersemangat untuk sembuh, dia tidak ingin orang
tuanya sedih melihat keadaannya sekarang, terutama untuk Bayu.
Seminggu kemudian
“ Mah, yah, Selli mau pergi sekolah dulu “pamit Selli kedua
orang tuanya.
“ Loh, Selli kamu sudah mau sekolah, kamu yakin sayang “
tanya mamah.
“ Yakin dong, Selli harus semangat enggak boleh lemah “
jawabku pada mamah, mamah dan ayah hanya tersenyum, senyuman yang baru kulihat
kembali setelah sekian lama
“ ya sudah, ayah antar ya, soalnya ayah juga mau ke kantor,
jadi kan bisa barengan “ ayah ikut berbicara, aku pun mengangguk setuju, kami
pun barangkat. Akhirnya tiba juga di sekolah.
“ Sell,kamu hati-hati yah, jangan banyak melamun ya “ayah
mengingatkanku, dan aku hanya tersenyum, aku melambaikan tangan pada ayah,
mobil ayah pun mulai meninggalkan sekolah. Aku menarik napas dalam-dalam “ Sell
semangat, Bayu, kamu akan selalu menjadi penyemangatku “ gumanku sendiri.Aku
akhirnya berjalan maju, ku selusuri koridor sekolah dan tak terasa aku telah
sampai di depan kelasku.
“ Sell, aku seneng banget kamu udah masuk sekolah lagi, so
pasti aku enggak bakal sendiri lagi di sekolah “ Sari sahabatku memulai bicara
saat aku masuk sekolah lagi.
“ Aku juga seneng banget, bisa bertemu lagi dengan my best
friend ” jawabku dengan senang sambil memeluk Sari.
“ Pokoknya kamu harus
semangat Sell, soal cowok kamu tenang aja, nanti aku cari’in deh “ canda Sari
padaku dan aku hanya tersenyum kecil, kemmudian kami pun duduk untuk memulai
pelajaran pertama. Tak terasa bel istirahat telah berbunyi.
“ Sell, ke kantin yuk,laper nih” Sari menarik tanganku untuk
pergi ke kantin.
Aku dan Sari akhirnya menujju ke kantin, tiba-tiba aku
berhentisejenak, ku lihat anak-anak Basket kelas 3 sedang bermain. Pikiranku
langsung teringat pada Bayu, biasanya jika waktu istirahat, Bayu selalu
mengajakku ke kantin atau mengajakku untuk bermain Basket, tapi sekarang hanya
tinggal kenangan yang manis.
“ Sell, kamu kenapa?kok melamun, teringat Bayu yah?”tanya
Sari sewaktu aku sedang melamun. “ Ya gitu deh Sar, di sini banyak sekali
kenangan terindah aku dengan Bayu “ jawabku dengan perkataan datar.
“ Samsons kali Sell, (kenangan terindah)” Sari meledekku,
tapi aku tahu Sari peduli padaku.
“ Oh iya Sell, waktu kamu masih di rawat, ada anak baru loh,
kelas 3 lagi, tau enggak dia itu ganteng, yang pasti enggak kalah ganteng
dengan Bayu, tapi dia itu orangnya agak playboy gitu deh, dia itu namanya Indra
“ Sari memberitahuku.
“ Maksud kamu, kamu mempromosikan dia nih “ ejekku pada
Sari, “enggak juga sih “ jelas Sari.
No comments:
Post a Comment