1. Al-ummu
madrosatul ula’ Artinya; ibu adalah sekolah utama. Keluarga
merupakan pendidikan pertama yang dilalui oleh sesorang anak, yang memberikan
pengaruh dan dampak secara langsung kepada anak tersebut. Sehingga pendidikan
keluarga khususnya oleh ibu, dikatakan sebagai pendidikan dasar dan utama dari
anak. Seorang anak mengerti tentang bagaimana ia bertindak dan bersikap yaitu
dari keluarganya. Maka dari itu pendidikan keluarga ini hendaknya di perhatikan
dengan baik oleh orang tua khususnya ibu karena semua yang dilakukan atau di
tunjukkan oleh orang tua akan menjadi contoh atau tauladan yang nyata bagi si
anak.
2.
Pada abad ke 21 perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi khususnya teknologi informasi berkembang dengan sangat cepat dan
semakin canggih. Dunia seakan semakin sempit karena setiap wilayah di penjuru
dunia akan dapat terpantau dan dengan cepat informasi akan beredar ke wilayah
lainnnya. Arus informasi akan dengan mudah dan cepat masuk ke seluruh wilayah
di manapun berada dan dapat diakses oleh siapapun tanpa mengenal usia termasuk
anak-anak. Akan tetapi dengan adanya kemajuan teknologi informasi tersebut akan
memiliki dampak baik yang positif maupun negatif. Khususnya bagi anak-anak
dengan adanya arus informasi tersebut akan memberikan dampak yang cukup besar
dan potensial terutama informasi yang negatif.
3.
Ada tiga hal yang mempengaruhi pendidikan anak
yaitu keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan (sekolah). Lingkungan
keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan ini saling memengaruhi dan saling
bergantung satu dengan lainnya. Karena itu, peningkatan kualitas lembaga
pendidikan tidak akan berarti banyak manakala tidak diiringi peningkatan
kualitas keluarga dan masyarakat. Untuk itu, kesamaan tujuan, program
pembentukan anak, dan lain-lain harus saling mendukung dan melengkapi antara
ketiganya sehingga bisa selaras, sejalan, dan bersinergi. Beberapa langkah yang
bisa dilakukan agar terjadi sinergi antara ketiganya adalah sebagai berikut.
Pertama, membangun hubungan kemitraan sejajar antara guru (sekolah) dan orang
tua. Guru dan orang tua siswa adalah mitra yang bersama-sama berusaha membantu
siswa untuk berkembang ke arah tujuan yang diharapkan, tidak ada yang lebih
tinggi atau lebih rendah sehingga masing-masing bisa saling bertukar pikiran dan
mengkritisi setiap proses yang dilakukan pada anak tanpa merasa canggung atau
malu. Kedua, adanya keterbukaan dan ketersambungan program antara program
sekolah dan program di rumah. Keterbukaan sangat diperlukan. Keterbukaan yang
diiringi dengan niat baik untuk menerima seandainya ada kritik yang sampai baik
itu pada guru maupun pada orang tua. Setiap pola pendidikan anak di rumah
sebaiknya tersampaikan ke sekolah dan sebaliknya juga begitu program sekolah
harus terealisasikan kepada orang tua siswa. Lembaga keluarga memiliki peran
yang sangat penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga sudah
seyogianyalah memiliki program-program yang terencana. Ketiga, adanya
komunikasi antara orang tua dan sekolah dalam pelaksanaan proses pendidikan
baik itu di rumah maupun di sekolah yang dilakukan minimal sebulan sekali
sebagai langkah evaluasi program di sekolah dan di rumah. Kerja sama yang baik
antara semua komponen inilah yang akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas
yang pada akhirnya manusia-manusia Indonesia yang akan lahir berikutnya adalah
generasi-genarasi yang tangguh yang mampu membawa perubahan dan bahkan memimpin
perubahan dunia ke arah yang lebih baik.
4.
Fungsi rekreatif, Fungsi ini tidak harus dalam bentuk kemewahan, serba ada, dan pesta
pora, melainkan merupakan tempat yang dapat memberikan kesejukan dan melepas
lelah dari seluruh aktifitas masing-masing anggota keluarga. Suasana rekreatif
akan dialami oleh anak dan anggota keluarga lainnya, apabila dalam kehidupan
keluarga itu terdapat suasana yang menyenangkan, saling menghargai,
menghormati, dan menghibur masing-masing anggota keluarga sehingga tercipta
hubungan harmonis, damai, kasih sayang dan setiap anggota keluarga merasa “rumahku
adalah surgaku”
Fungsi religius
Keluarga berfungsi religius artinya keluarga berkewajiban
dalam memperkenalkan dan mengajak anaknya serta anggota keluarga lainnya untuk
hidup beragama sesuai keyakinan yang dianut. Keluarga juga memberikan arahan
tentang norma agama. Norma agama yaitu
perilaku atau dasar hidup yang ditetapkan oleh sang maha kuasa. Pemberian
pengajaran norma agama ini sangat diperlukan karena dengan adanya pemahaman ini
seorang anak akan tumbuh menjadi manusia yang baik yang mempunyai etika yang
mantap
Fungsi edukatif
Fungsi edukatif (pendidikan), keluarga merupakan
tempat pendidikan bagi semua anggotanya dimana orang tua memiliki peran yang
cukup penting untuk membawa anak menuju kedewasaan jasmani dan ruhani dalam
dimensi kognitif, afektif maupun skill, dengan tujuan
untuk mengembangkan aspek mental spiritual, moral, intelektual,
dan profesional.
5.
Hakikat pendidikan adalah proses memanusiakan
manusia yaitu menyadari akaan manusia yang merdeka. Manusia yang merdeka hidup
membudaya. Pendidikan harus mendorong manusia, yang dibesarkan dalam habitusnya,
untuk menciptakan dan merekonstruksi budayanya itu sendiri. Pendidikan yang
berhasil adalah pendidikan yang membentuk manusia-manusia seperti ini, manusia
yang hidup sebagai manusia, bukan sekedar “mur-baut” bagi mesin ekonomi. Suatu
tugas yang berat memang, tetapi agung.
Jadi istilah “Memanusiakan Manusia” bukanlah diartikan secara
harafiah, melakukan hal “Memanusiakan Manusia” bukan berarti sebelumnya kita
tidak memperlakukan manusia sebagai mana layaknya manusia, adapun pengertian
“Memanusiakan Manusia” adalah menjadi manusia seutuhnya. Artinya, sebagai
ciptaan Tuhan paling mulia, kebahagiaan utama adalah tatkala kita dapat
menjadikan sesama manusia lebih terdidik, lebih bermartabat, lebih sukses,
lebih pintar, dan lebih baik hidupnya. Di situlah baru seseorang benar-benar
memperoleh ‘gelar kemanusiaannya’. Selama kepintaran, keterdidikan, kesuksesan,
kekayaan, dan semua kelebihan yang dimiliki hanya untuk kepentingan dan
kepuasan diri sendiri, berarti belum menjadi manusia utuh sebagaimana seharusnya
No comments:
Post a Comment