Sunday, May 21, 2017

Pilihan Kata (Diksi)


Diksi atau pilihan kata perlu diperhatikan penyuntig dalam menyunting karangan. seorang penyunting yang baik seharusnya mampu memilih kata mana yang sesuai diterapkan dalam karangan. Ia pun diharuskan mengetahui sinonim, tata perlambangan, akronim, dan singkatan. Selain itu penyunting juga diharuskan mempunyai kemampuan untuk membedakan ragam bahasa baku dan non baku. Dalam situasi resmi, misalnya dalam tulisan ilmiah, dituntut untuk menggunakan kata baku. Sebaliknya, dalam situasi tidak resmi, misalnya dalam percakapan sehari-hari, dapat menggunakan kata-kata tidak baku. Jadi seorang penyunting perlu menuasai kosakata yang lebih dan peristilahan yang sesuai untuk menentukan corak dan mutu keteknisan tulisan.
Disini akan dipaparkan tentang sejumlah kata dalam bahasa Indonesia yang maknanya mirip namun bentuk dan maknanya berbeda. Oleh karena itu, seorang penyunting karangan seharusnya paham tentang perbendaharaan kata-kata itu. berikut ini akan dipaparkan sejumlah kata yang sepintas maknanya mirip, tetapi bentuknya berbeda.
a. Kata segala, segenap, seluruh, dan semua.
segala : Sinetron itu untuk segala usia.
segenap : Segenap lapisan masyarakat ikut merayakan hari kebangkaitan nasional kemarin.
seluruh : Seluruh Mahasiswa baru FBS mengikuti OKPT.
semua : semua bertepuk tangan ketika debat calon presiden dimulai.
b. Kata adalah, ialah, dan yaitu.
adalah : Alif adalah siswa SMA Negeri 3 Demak.
ialah : Puisi ialah sebuah karya sastra yang memiliki makna indah.
yaitu : Budi memiliki dua orang istri, yaitu Solihah dan Salamah.
c. Kata dan lain-lain (dll.) “macam-macam”.
Contoh : Ayah membeli rokok, sabun mandi, meinyak tanah, pensil, dan lain-lain
d. Kata dan sebagainya (dsb) “satu macam/jenis”.
Contoh : Tadi kakak membeli peraltan tulis berupa pensil, buku, penggaris, dan sebagainya.
e. Kata tiap dan masing-masing
tiap : Tiap hari saya selalu belajr keras.
masing-masing : Masing-masing anak mempunyai tugas yang berbeda dari dosen.
f. Kata jam dan pukul
jam : Jarak Semarang-Demak bisa ditempuh dalam 1jam.
pukul : Tadi pagi saya berangkat kuliah pukul 07.00.
g. Kata banyaknya dan jumlah
banyaknya : Banyaknya mobil Syeh Puji 10 buah.
jumlah : Jumlah uang saya hanya sepuluh ribu.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa diksi memiliki peranan yang penting dalam penyuntingan karangan karena apabila seorang penyunting atau editor tidak dapat memilih kata-kata yang tepat berdampak pada hasil karangan yang kurang enak untuk dinikmati pembaca.

3. Kalimat Efektif
Selain ejaan dan pilihan kata yang diperhatikan dalam menyunting karangan adalah keefektifan kalimat. Kalimat efektif adalah kalimat yang bisa menyampaikan pesan secara tepat. Dengan kalimat efektif, pesan yang hendak disampaikan kepada pembaca akan diterima secara tepat. Kalimat efektif terhindar dari dari makna yang ambigu, penghamburan kata, kesalahan tata bahasa, ketidak logisan makna, kerancuan, dan pengaruh bahasa lain.

a. Ciri-ciri Kalimat Efektif
Untuk membuat kalimat yang efektif, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu kepaduan, kesejajaran, dan kelogisan.
1) Kepaduan
Kepaduan atau koherensi bisa dibicarakan pada bagian pembentukan paragraf. Paragraf yang baik , mengandung kalimat-kalimat yang padu.
a) contoh kalimat yang tidak padu karena kesalahan menempatkan kata depan.
DPR pusat sedang membicarakan tentang undang-undang pronoaksi dan pornografi.
Seharusnya:
DPR pusat sedang membicarakan tentang undang-undang pornoaksi dan pornografi.
2) Kesejajaran
kesejajaran adalah kesamaan jenis kata-kata yang mempunyai gagasan dalam kalimat. Apabila gagasan utama dalam kalimat itu terletak pada kata pertama kata benda, gagasan kata keduanya juga harus kata benda, dan seterusnya. Apabila gagasan utama kalimat tersebut pada kata pertama kata kerja, gagasan kata keduanya juga harus kata kerja dan seterusnya.
Berikut contoh yang kalimat yang tidak sejajar.
Penyakit flu babi merupakan penyakit berbahaya dan mengerikan sebab pencegahan dan mengobatinya masih belum banyak yang tahu.
Seharusnya:
Penyakit flu babi merupakan penyakit membahayakan dan mengerikan sebab pencegahan dan pengobatannya masih belum banyak yang tahu.
3) Kelogisan
Benar dan salah sebuah kalimat bukan hanya ditentukan oleh strukturnya, tetapi juga unsur lain yang harus diperhatikan, yaitu kelogisan maknanya. Kalimat yang maknanya tidak logis bukan hanya membingungkan pembaca, tetapi juga tidak bisa menyampaikan pesan secara akurat sesuai dengan tujuan kalimat efektif. Berikut contoh kalimat yang maknanya tidak logis.
a. Toko itu menjual buku pelajaran bahasa Indonesia.
b. Polisi itu berhasil ditangkap polisi.
Kalimat (a) tidak logis karena. Ketidaklogisannya terletak pada hubungan subjek dan predikat tidak berterima, karena yang bisa menjual itu bukan tokonya, melainkan pemilik toko. Kalimat (b) pencuri yang berhasil itu seharusnya yang tidak tertangkap polisi, bukannya yang tertangkap polisi.
Seharusnya
a. Di toko itu dijual buku pelajaran bahasa Indonesia.
b. Polisi berhasil menangkap pencuri.
Beberapa faktor penyebab

b. Beberapa Faktor Penyebab Ketidakefektifan Kalimat.
Ada beberapa faktor penyebab ketidak efektifan kalimat. Faktor-faktor tersebut, yaitu kesalahan tata bahasa, ketaksaan kalimat, ketidakhematan kata, kerancuan kalimat, dan pengaruh bahasa asing dan daerah.
1) Kesalahan Tata Bahasa
Berikut contoh kalimat tidak efektif akibat kesalhan tata bahasa.
a. Demikain surat pemberitahuan ini, atas perhatiannya, saya ucapkan terim kasih.
b. Dia mengalamai kecelakaan ketiga kalinya.
Pada kalimatg (a) kata ganti nya mengacu pada orang ketiga, sedangkan yang disurati orang kedua maka langsung saja memakai nama panggilan yang disuarti (Bapak/Ibu/Saudara dll.). Kalimat (b) tidak sesuai dengan struktur bahasa Indonesia (yang benar kata kali ketiganya).
Seharusnya
a. Demikain surat pemberitahuan ini, atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terim kasih.
b. Dia mengalamai kecelakaan kali ketiganya.
2) Ketaksaan atau Keambiguan Kalimat
Berikut contoh kalimat taksa atau ambigu.
a. Kucing makan tikus mati.
b. Istri dokter baru
Pada kalimat (a), apa yang mati? Kalau yang dimaksud tikus yang mati, di antara subjek dan prediket sebaiknya terdapat tanda pisah (-) atau kata penghubung yang sebelum kata keterangan. Kalimat (b) kalau yang dimaksud yang baru itu istri dokter, di antara subjek dan predikat diberi tanda pisah (-) atau kata penghubung yang sebelum kata keterangan.
Seharusnya
a. Kucing-makan tikus mati./Kucing makan tikus yang mati.
b. Istri dokter-baru./Istri dokter yang baru.
3) Ketidakhematan Kata
Berikut contoh kalimat yang tidak menghemat kata.
a. Keinginan daripada DPR sekarang tidak selaras dengan keinginan rakyat.
b. Beberapa kejadian-kejadian alam terjadi di Indonesia.
Pada kalimat (a), kata daripada tidak diperlukan karena merusak tatanan kalimat. Dalam kalimat (b), kata beberapa sudah menunjukkan jamak, kataberikutnya tidak perlu diulang.
Seharusnya
a. Keinginan DPR sekarang tidak selaras dengan keinginan rakyat.
b. Beberapa kejadian alam telah terjadi di Indonesia.
4) Kerancuan Kalimat
Kalimat yang rancu adalah kalimat yang strukturnya kacau tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Berikut contoh kalimat rancu.
a. Mereka sedang merayakan akan kemenangannya.
b. bukan hanya materi yang aku cari, malinkan harga diri.
Kalimat (a) merupakan kalimat kalimat aktif maka setelah predikata tidak perlu ada kata akan karena predikat aktif langsung diikuti objek. Kalimat (b) frase bukan hanya biasa diikuti frase tetapi juga, bukan melainkan.
Seharusnya
a. Mereka sedang merayakan akan kemenangannya.
b. bukan hanya materi yang aku cari, tetapi harga diri.
5) Pengaruh Bahasa Asing dan Bahasa Daerah
Setiap bahasa menpunyai kaidah masing-masing. Kaidah bahasa yang satu tidak bisa digunakan pada bahasa yang lain. Karena kaidah merupakan salah satu komponen bahasa yang membedakannya dengan bahasa lain. Berikut contoh kalimat yang dipengaruhi bahasa daerah dan bahasa asing.
a. Anak itu ketabrak mobil dan belum ada yang mau ngerawatnya.
b. PKM di mana para pemuda biasa berkumpul, sekarang beralih fungsi menjadi musala.
Pada kalimat (a), kata ketabrak, ngerawat tu dipengaruhi bahasa Sunda. Bahasa Indonesia yang benar (tertabrak, merawat). selanjutnya, pada kalimat (b) kata di mana merupakan pengaruh bahasa Inggris. Dalam bahasa Indnesia, tidak ada kata Tanya di tengah kalimat. Dalam bahasa Inggris sebagai kata sambung (Conjuction) yang artinya yang.
Seharusnya
a. Anak itu tertabrak mobil dan belum ada yang mau merawatnya.
b. PKM tempat para pemuda biasa berkumpul, sekarang beralih fungsi menjadi musala.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive