Dalam
hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa
Indonesia sebagai bangsa harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat
agar tidak terombang-ambing ditengah-tengah masyarakat internasional. Dengan
kata lain bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan
yang kuat. Hal ini dapat terlaksana bukan melalui suatu kekuasaan atau hegonomi
ideologi melainkan suatu kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Berbeda
dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pada pandangan hidupnya
dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu azas kultural yang
dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Pandangan hidup atau filosofi
bangsa Indonesia adalah Pancasila. Oleh karena itu sudah merupakan suatu
keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini berdasarkan pada
suatu kenyataan secara filosofis dan obyektif bahwa bangsa Indonesia dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang
dalam sila-sila Pancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa
Indonesia sebelum mendirikan negara.
Filosofi
Pancasila dalam pendidikan, merupakan suatu hasil kecerdasan pemikiran bangsa
Indonesia. Pancasila mencerminkan nalar bangsa Indonesia yang digali dari bumi
Indonesia dari kebudayaan bangsa, atau dari nilai-nilai budaya Indonesia yang
berintikan harmoni dan keseimbangan.
Filosofi
pancasila dalam pendidikan merupakan nilai dan keyakinan-keyakinan filosofis
yang menjiwai, mendasari, dan memberikan identitas pada suatu sistem
pendidikan. Sistem pendidikan nasional Indonesia dijiwai, didasari, dan
mencerminkan identitas Pancasila. Visi dan misi tujuan pendidikan nasional
sebagai sistem, bertumpu dan dijiwai oleh suatu keyakinan, pandangan hidup atau
filosofi Pancasila yang dilaksanakan
dalam berbagai sub sistem kehidupan nasional bangsa Indonesia secara
keseluruhan.
Di
dalam filosofi Pancasila terkandung nilai-nilai yang mendasari pendidikan,
bahkan semua kegiatan kehidupan masyarakat Indonesia di mana dinamika sistem
nilai terkandung di dalamnya sebagai landasan dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Melalui kajian pemahaman, falsafah Pancasila mendasari sistem
pendidikan nasional.
Dalam
implementasinya, praktis pembelajaran di sekolah yang tepat adalah pembelajaran
berbasis nilai-nilai Pancasila dalam setiap mata pelajaran dimana kajian materinya
merupakan petunjuk pemahaman internalisasi atau personalisasi nilai serta
bagaimana praktis kehidupan menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang sehat,
baik melalui proses kematangan mental spiritual yang utuh dan mantap, juga
matang yang akan berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, maupun
kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmoni.
Kurikulum
disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan
memperhatikan :
- Peningkatan
iman dan takwa
- Peningkatan
akhlak mulia
- Peningkatan
potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
- Keragaman
potensi daerah dan lingkungan
- Tuntutan
pembangunan daerah dan nasional
- Tuntutan
dunia kerja
- Perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
- Agama
- Dinamika
perkembangan global, dan
- Persatuan
nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Sejak
akhir dasawarsa 1970-an, para ahli pendidikan secara sungguh-sungguh
mengembangkan teori pendidikan yang memberikan perhatian pada aspek nilai dan
sikap. Pendidikan seharusnya dibangun untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Kurikulum
dikembangkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam
perubahan, pertentangan, ketidakpastian, dan kerumitan-kerumitan dalam
kehidupan. Upaya kurikulum ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten
dan cerdas dalam membangun identitas budaya bangsanya, serta dapat memberikan
dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, juga pengalaman belajar yang membangun integritas
sosial serta mewujudkan karakter nasional.
Dalam
rangka mencari acuan yang ideal, cocok, sistematis, dan sistemik, model
pembelajaran yang baik memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
- Memiliki
prosedur ilmiah
- Hasil
belajar yang spesifik
- Kejelasan
lingkungan belajar
- Kriteria
hasil belajar
- Proses
pembelajaran yang jelas
Suatu
model pembelajaran dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu pertama memberikan pedoman bagi guru dan
siswa bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran. Kedua membantu dalam pengembangan kurikulum bagi kelas dan mata
pelajaran lain. Ketiga membantu dalam
memilih media dan sumber, dan keempat
membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis nilai-nilai
Pancasila bertujuan menjadi acuan/petunjuk praktis yang terpola bagi guru dalam
membina peserta didik, agar memiliki tatanan nilai melalui pendekatan
klarifikasi nilai dan nilai-nilai yang berkaitan dengan kegiatan dasar manusia
yang dipersonalisasikan pada peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai,
beraktivitas dengan proses menilai, dan membantu peserta didik menguasai
keterampilan menerapkan proses menilai.
No comments:
Post a Comment