Kata motor digunakan
sebagai istilah merujuk pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-
otot dan gerakan- gerakannya, juga kelenjar- kelenjar dan sekresinya
(pengeluaran cairan atau getah). Secara singkat, motor dapat pula dipahami
sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan rangsang terhadap
kegiatan organ fisik (Syah, 2003: 13).
Kemampuan motorik halus
sangat diperlukan anak- anak dalam aktivitas keseharian dan proses belajar
disekolah, misalnya menulis, menggambar, menggunting dll. Kemampuan motorik
halus ini, sangat dipengaruhi oleh pengalaman- pengalaman anak dalam
meningkatkan kemampuan motorik halusnya.
Sari (1996: 121)
menyebutkan bahwa yang disebut motorik halus adalah aktivitas motorik yang
melibatkan aktivitas otot–otot kecil atau halus, gerakan ini menuntut
koordinasi mata dan tangan dan kemampuan pengendalian gerak yang baik yang
memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakannya. Kartono
(1988: 97) memberikan pengertian motorik halus adalah ketangkasan atau
ketrampilan tangan, jari–jari serta pergelangan tangan serta penguasaan
terhadap otot–otot dan urat wajah. Sedangkan Papalia (2008, 316) mengartikan
motorik halus sebagai keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan
koordinasi mata dengan tangan.
Kemampuan ketrampilan
motorik halus (fine motor skills) adalah aktivitas yang memerlukan
pemakaian otot–otot tangan. Sedangkan yang termasuk dalam aktivitas ini antara
lain memegang benda kecil seperti manik – manik, biji–bijian, memegang pensil
dengan benar. Menggunting, menempel, meremas kertas, mengikat tali sepatu,
mengkancingkan baju, menarik resliting (Sulistyaningsih, 2010).
Keterampilan motorik halus
lebih lama pencapaiannya dari pada keterampilan motorik kasar karena
keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya
konsentrasi, kontrol, kehati-hatian dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan
yang lain. Seiring dengan pertambahan usia anak, kepandaian anak akan kemampuan
motorik halus semakin berkembang dan maju pesat Hurlock (1995: 171) menjelaskan
bahwa kemampuan motorik halus anak dapat dilihat dari aspek- aspek, antara
lain: (a) kecepatan, yakni apabila anak dapat melakukan gerakan atau tugas yang
melibatkan motorik halus secara cepat (b) keakuratan, apabila menyeleasikan
tudas secara tepat dan teliti, serta (c) stabil dalam melakukan gerakan itu (d)
dan hasil tugas tersebut kokoh ( kuat ).
Menurut Sujiono dkk (2009: 1.14) motorik halus adalah “gerakan
yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh
otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan
gerakan pergelangan tangan yang tepat.”
Oleh karena itu gerakan
ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi
mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat
anak dapat berkreasi seperti: melipat kertas, menganyam kertas.
Namun tidak semua anak
memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini. Dalam melakukan gerakan
motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik lain serta
kematangan mental. Menurut Hildayani dkk (2008: 8.5) Perkembangan motorik halus yaitu gerakan terbatas dari
bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama gerakan di bagian jari-jari
tangan. Contohnya menulis, menggambar, memegang sesuatu dengan ibu jari dan
telunjuk.
Sedangkan menurut Sumantri
(2005: 143) keterampilan motorik
halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti
jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata
dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk
bekerja dan objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya
mengetik, menjahit dan lain-lain.
Hal yang sama dikemukakan
oleh Mahendra (dalam Sumantri 2005:
143) “keterampilan motorik halus merupakan keterampilan-keterampilan yang
memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai
pelaksanaan keterampilan yang berhasil”. Menurut Mangli (dalam Sumantri 2005: 143), keterampilan ini melibatkan koordinasi
syaraf otot yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya
keterampilan ini. Keterampilan jenis ini sering disebut sebagai keterampilan
yang memerlukan koordinasi mata-tangan. Menulis, menggambar, bermain piano
adalah contoh-contoh keterampilan tersebut.
Saputra dan Rudyanto (2005: 118) juga mengatakan bahwa “motorik
halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus
(kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan
memasukkan kelereng”.
Gerakan motorik halus yang
terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya,
menyisir, membuka dan menutup resleting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan
pakaian, serta makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu. Semakin
baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti
menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus dan lain sebagainya.
Selain gerakan motorik
halus seperti: menyikat gigi, menyisir, membuka dan menutup resleting, memakai
sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan sendiri dengan menggunakan
sendok dan garpu, ada aktivitas lainnya yang dapat membantu meningkatkan
kemampuan motorik halus anak diantaranya adalah mencocok, menjepit, mengambil
benda dengan capit, dan menjahit gambar.
Pada usia 3 (tiga) tahun
gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat. Di usia itu, anak
dapat meniru cara ayahnya memegang pensil. Namun, posisi jari-jarinya masih
belum cukup jauh dari mata pensil. Namun, saat anak berusia 4 tahun, ia sudah
dapat memegang pensil warna atau krayon
untuk menggambar. Gerakan motorik halus, seperti menulis dan
menggambar akan diperlukan saat ia bersekolah nanti.
Kemampuan seorang anak
untuk melakukan gerak motorik tertentu tak sama dengan anak lain walaupun usia
mereka sama. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian motorik halus adalah kemampuan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti menggunakan jari
jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang sering membutuhkan koordinasi
mata dan tangan yang tepat seperti menulis, menggambar, memegang sesuatu dengan
ibu jari dan telunjuk, dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat- pendapat tersebut, penulis
menyimpulkan bahwa motorik halus adalah ketangkasan atau keterampilan tangan
yang melibatkan otot- otot halus pada bagian tangan yang memerlukan kooardinasi
mata dengan tangan misalnya menggunting, meronce,melipat kertas, membawa bola
dengan piring dan menyusun balok.
No comments:
Post a Comment