Menurut Mahendra (Sumantri, 2005:143)
kemampuan dalam keterampilan motorik halus merupakan keterampilan-keterampilan
yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai
pelaksanaan keterampilan yang berhasil. Keterampilan ini melibatkan koordinasi
syaraf otot yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya
keterampilan ini. Keterampilan jenis ini sering disebut sebagai keterampilan
yang memerlukan koordinasi mata-tangan. Menulis, menggambar, bermain piano
adalah contoh keterampilan tersebut.
Perkembangan motorik halus anak usia dini
ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan
kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.
Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang
bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami
kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan.
Hal ini disebabkan oleh keinginan anak
untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan
bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus
berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan
visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan,
dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis
atau menggambar.
Kegiatan motorik halus sebaiknya sudah diperkenalkan kepada anak-anak
usia prasekolah. Tentu saja hal ini seiring dengan kegiatan motorik kasarnya.
Sebab kegiatan motorik halus merupakan langkah awal bagi pematangan dalam hal
menulis dan menggambar. Anak-anak memerlukan persiapan yang matang sebelum
mereka bersekolah, sehingga kelak diharapkan mereka mampu menguasai
gerakan-gerakan yang akan dilakukan nantinya pada saat bersekolah.
Sudah menjadi ciri khas, hampir semua anak memiliki sifat ingin tahu yang
tinggi, memiliki imajinasi yang alami serta kreatif. Anak-anak akan beradaptasi
dan merespon dengan cepat ketika mereka berinteraksi dengan orang-orang atau
benda yang ada di lingkungannya. Mereka sangat tertarik dengan berbagai hal,
seperti bagaimana sesuatu bekerja atau mengapa sesuatu terjadi sebagaimana
sesuatu itu terjadi.
Keterampilan motorik halus adalah aktivitas-aktivitas yang memerlukan
pemakaian otot-otot kecil pada tangan. Aktivitas ini termasuk memegang benda
kecil seperti manik-manik, butiran kalung, memegang sendok, memegang pensil
dengan benar, menggunting, melipat kertas, mengikat tali sepatu, mengancing,
dan menarik ritsleting. Aktivitas tersebut terlihat mudah namun memerlukan
latihan dan bimbingan agar anak dapat melakukannya secara baik dan benar
(Hamdani, 2010:25).
Keterampilan motorik halus ternyata memang harus melalui proses latihan
yang rutin, berkelanjutan dan tepat sasaran. Hal ini bisa dibuktikan karena
tidak semua anak pandai menggerakkan tangannya, misalnya ada seorang anak yang
kesulitan ketika ia akan memegang sebuah bola pingpong, bola tersebut selalu
lepas ketika akan diraihnya, tetapi ada anak lainnya dengan begitu mudah
memegangnya.
Menurut Fiits dan Postner (Sumantri 2005: 101) proses perkembangan
belajar motorik halus anak usia dini terjadi dalam 3 (tiga) tahap yaitu:
1. Tahap Verbal Kognitif
Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak,
tahap ini disebut fase kognitif karena perkembangan yang menonjol terjadi pada
diri anak adalah menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari. Sedangkan
penguasaan geraknya sendiri masih belum baik karena masih dalam taraf mencoba-coba
gerakan. Pada tahap kognitif, proses belajar gerak diawali dengan aktif
berfikir tentang gerakan yang dipelajari.
2. Tahap Asosiatif
Tahap ini disebut juga tahap menengah. Tahap ini
ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan di mana anak sudah mampu melakukan
gerakan-gerakan dalam bentuk rangakaian yang tidak tersendat-sendat
pelaksanaannya. Pada tahap ini anak usia dini sedang memasuki masa pemahaman
dari gerakan-gerakan yang sedang dipelajari.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini dikatakan sebagai fase akhir dalam
belajar gerak.Tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan di mana anak
mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis. Tahap ini dikatakan
sebagai tahap otonom karena anak mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa
terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu anak harus memperhatikan
hal-hal lain selain gerakan yang dilakukan. Pada tahap ini anak sudah dapat
melakukan gerakan dengan benar dan baik.
Anak yang mengalami kesulitan dalam motorik halus diakibatkan karena pesatnya
kemajuan teknologi. Adanya permainan melalui video games atau computer telah
menyebabkan anak-anak kurang menggunakan waktu mereka untuk permainan yang
memakai motorik halus. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan berkembangnya
otot-otot halus pada tangan mereka kurang berkembang. Keterlambatan otot-otot
ini berdampak pada anak yang mengalami kesulitan menulis ketika mereka mulai
masuk sekolah. Beberapa anak menunjukkan keterlambatan dalam kemampuan motorik
halus karena keterlambatan tumbuh kembang atau diagnose medik seperti down syndrome atau cerebral palsy (cacat mental).
Karakteristik keterampilan motorik halus anak menurut Depdiknas (2007)
antara lain :
- Pada
usia 4 tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih substansial sudah
mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan cenderung
ingin sempurna.
- Pada
usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna lagi.
Tangan, lengan dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata. Anak juga
mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk, seperti dalam
kegiatan proyek.
Kegiatan-kegiatan yang menunjukkan perkembangan motorik halus anak usia
dini diantaranya :
a.
Menempel
Anak dapat melakukan kegiatan menempel kertas sesuai bentuk yang sudah
ada.
b.
Mengerjakan puzzle (menyusun potongan-potongan gambar)
Anak dapat mengerjakan puzzle yaitu menyusun potongan-potongan gambar
menjadi sebuah gambar yang lengkap.
c.
Menjahit sederhana
Kegiatan ini mengandalkan kekuatan otot ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah. Cara anak memegang benang untuk dimasukkan kedalam lubang sama anak
ketika anak memegang pensil untuk menulis.
d.
Makin terampil menggunakan jari tangan (mewarnai dengan
rapi)
Anak dapat mewarnai suatu gambar dengan lebih rapi, warna tidak keluar
dari garis gambar.
e.
Mengisi pola sederhana (dengan sobekan kertas, stempel)
Anak dapat mengisi bentuk pola sederhana dengan sobekan kertas atau
stempel.
f.
Mengancingkan baju
Anak dapat melakukan kegiatan berupa mengancingkan bajunya sendiri.
g.
Menggambar dengan gerakan naik turun bersambung (seperti
gunung atau bukit)
Anak dapat melakukan kegiatan menggambar berupa gerakan naik turun
bersambung seperti membuat gunung atau bukit.
h.
Menarik garis lurus, lengkung, miring
Anak dapat menarik garis lurus, lengkung dan miring sesuai dengan
perintah guru.
i.
Mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi
Anak dapat mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi.
j.
Melempar dan menangkap bola
Anak dapat melakukan kegiatan melempar dan menangkap bola (Yudha dan
Rudiyanto, 2004:150).
Adapun tujuan pengembangan keterampilan motorik halus untuk anak usia
dini adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai alat untuk pengembangan keterampilan gerak
kedua tangan.
b.
Anak dapat menciptakan suatu hasil karya yang orisinil
dari anak tersebut.
c.
Sebagai alat untuk pengembangan koordinasi kecepatan
tangan dan kecepatan mata.
d.
Untuk menyeimbangkan penglihatan pada saat seorang guru
menggunakan metode demontrasi dalam pengembangan motorik halus anak.
e.
Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi anak.
f.
Karena dalam membuat hasil karya untuk anak usia dini
sangat menguras emosi anak karena pada dasarnya egosentrisnya sangat tinggi.
Menurut Balitbang Depdiknas tujuan pengembangan motorik halus anak usia
dini adalah anak :
a.
Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang
berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan.
b.
Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan
dengan gerak jari jemari seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi
benda-benda.
c.
Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas
tangan.
d.
Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik
halus. Secara khusus tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia dini
adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya dan
terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk
pengenalan menulis (Sumantri, 2005:146).
Aktivitas gerak-gerak
kecil (motorik halus) dibatasi dalam bentuk menulis dengan pensil, mewarnai
gambar-gambar bentuk atau mengikuti ceramah terstruktur. Dalam pandangan saat
ini, strategi pendidikan yang dilakukan mestinya memberi banyak kesempatan
kepada anak-anak untuk menggunakan otot-ototnya seluas-luasnya. Misalnya
melalui berlari, melompat, meloncat, menjaga kesehatan.
Gerakan motorik halus yang
terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya,
menyisir, membuka dan menutup resleting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan
pakaian, serta makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu. Semakin
baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti
menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus dan lain sebagainya.
Selain gerakan motorik
halus seperti: menyikat gigi, menyisir, membuka dan menutup resleting, memakai
sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan sendiri dengan menggunakan
sendok dan garpu, ada aktivitas lainnya yang dapat membantu meningkatkan
kemampuan motorik halus anak diantaranya adalah mencocok, menjepit, mengambil
benda dengan capit, dan menjahit gambar.
Pada usia 3 (tiga) tahun
gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat. Di usia itu, anak dapat
meniru cara ayahnya memegang pensil. Namun, posisi jari-jarinya masih belum
cukup jauh dari mata pensil. Namun, saat anak berusia 4 tahun, ia sudah dapat
memegang pensil warna atau crayon untuk menggambar. Gerakan motorik
halus, seperti menulis dan menggambar akan diperlukan saat ia bersekolah nanti.
Kemampuan seorang anak untuk melakukan gerak motorik tertentu tak sama dengan
anak lain walaupun usia mereka sama.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa pengertian motorik halus adalah kemampuan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti menggunakan
jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang sering membutuhkan
koordinasi mata dan tangan yang tepat seperti menulis, menggambar, memegang
sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk, dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment