Thursday, February 23, 2017

Karakteristik Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini


Menurut Mahendra (Sumantri, 2005:143) kemampuan dalam keterampilan motorik halus merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil. Keterampilan ini melibatkan koordinasi syaraf otot yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. Keterampilan jenis ini sering disebut sebagai keterampilan yang memerlukan koordinasi mata-tangan. Menulis, menggambar, bermain piano adalah contoh keterampilan tersebut.
Perkembangan motorik halus anak usia dini ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan.
Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.
Kegiatan motorik halus sebaiknya sudah diperkenalkan kepada anak-anak usia prasekolah. Tentu saja hal ini seiring dengan kegiatan motorik kasarnya. Sebab kegiatan motorik halus merupakan langkah awal bagi pematangan dalam hal menulis dan menggambar. Anak-anak memerlukan persiapan yang matang sebelum mereka bersekolah, sehingga kelak diharapkan mereka mampu menguasai gerakan-gerakan yang akan dilakukan nantinya pada saat bersekolah.
Sudah menjadi ciri khas, hampir semua anak memiliki sifat ingin tahu yang tinggi, memiliki imajinasi yang alami serta kreatif. Anak-anak akan beradaptasi dan merespon dengan cepat ketika mereka berinteraksi dengan orang-orang atau benda yang ada di lingkungannya. Mereka sangat tertarik dengan berbagai hal, seperti bagaimana sesuatu bekerja atau mengapa sesuatu terjadi sebagaimana sesuatu itu terjadi.
Keterampilan motorik halus adalah aktivitas-aktivitas yang memerlukan pemakaian otot-otot kecil pada tangan. Aktivitas ini termasuk memegang benda kecil seperti manik-manik, butiran kalung, memegang sendok, memegang pensil dengan benar, menggunting, melipat kertas, mengikat tali sepatu, mengancing, dan menarik ritsleting. Aktivitas tersebut terlihat mudah namun memerlukan latihan dan bimbingan agar anak dapat melakukannya secara baik dan benar (Hamdani, 2010:25).
Keterampilan motorik halus ternyata memang harus melalui proses latihan yang rutin, berkelanjutan dan tepat sasaran. Hal ini bisa dibuktikan karena tidak semua anak pandai menggerakkan tangannya, misalnya ada seorang anak yang kesulitan ketika ia akan memegang sebuah bola pingpong, bola tersebut selalu lepas ketika akan diraihnya, tetapi ada anak lainnya dengan begitu mudah memegangnya.
Menurut Fiits dan Postner (Sumantri 2005: 101) proses perkembangan belajar motorik halus anak usia dini terjadi dalam 3 (tiga) tahap yaitu:
1. Tahap Verbal Kognitif
Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak, tahap ini disebut fase kognitif karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak adalah menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari. Sedangkan penguasaan geraknya sendiri masih belum baik karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan. Pada tahap kognitif, proses belajar gerak diawali dengan aktif berfikir tentang gerakan yang dipelajari.
2. Tahap Asosiatif
Tahap ini disebut juga tahap menengah. Tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan di mana anak sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangakaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaannya. Pada tahap ini anak usia dini sedang memasuki masa pemahaman dari gerakan-gerakan yang sedang dipelajari.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak.Tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan di mana anak mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis. Tahap ini dikatakan sebagai tahap otonom karena anak mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu anak harus memperhatikan hal-hal lain selain gerakan yang dilakukan. Pada tahap ini anak sudah dapat melakukan gerakan dengan benar dan baik.

Anak yang mengalami kesulitan dalam motorik halus diakibatkan karena pesatnya kemajuan teknologi. Adanya permainan melalui video games atau computer telah menyebabkan anak-anak kurang menggunakan waktu mereka untuk permainan yang memakai motorik halus. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan berkembangnya otot-otot halus pada tangan mereka kurang berkembang. Keterlambatan otot-otot ini berdampak pada anak yang mengalami kesulitan menulis ketika mereka mulai masuk sekolah. Beberapa anak menunjukkan keterlambatan dalam kemampuan motorik halus karena keterlambatan tumbuh kembang atau diagnose medik seperti down syndrome atau cerebral palsy (cacat mental).
Karakteristik keterampilan motorik halus anak menurut Depdiknas (2007) antara lain :
  1. Pada usia 4 tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan cenderung ingin sempurna.
  2. Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna lagi. Tangan, lengan dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata. Anak juga mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk, seperti dalam kegiatan proyek.
Kegiatan-kegiatan yang menunjukkan perkembangan motorik halus anak usia dini diantaranya :


a.    Menempel
Anak dapat melakukan kegiatan menempel kertas sesuai bentuk yang sudah ada.
b.    Mengerjakan puzzle (menyusun potongan-potongan gambar)
Anak dapat mengerjakan puzzle yaitu menyusun potongan-potongan gambar menjadi sebuah gambar yang lengkap.
c.    Menjahit sederhana
Kegiatan ini mengandalkan kekuatan otot ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Cara anak memegang benang untuk dimasukkan kedalam lubang sama anak ketika anak memegang pensil untuk menulis.
d.   Makin terampil menggunakan jari tangan (mewarnai dengan rapi)
Anak dapat mewarnai suatu gambar dengan lebih rapi, warna tidak keluar dari garis gambar.
e.    Mengisi pola sederhana (dengan sobekan kertas, stempel)
Anak dapat mengisi bentuk pola sederhana dengan sobekan kertas atau stempel.
f.     Mengancingkan baju
Anak dapat melakukan kegiatan berupa mengancingkan bajunya sendiri.
g.    Menggambar dengan gerakan naik turun bersambung (seperti gunung atau bukit)
Anak dapat melakukan kegiatan menggambar berupa gerakan naik turun bersambung seperti membuat gunung atau bukit.
h.    Menarik garis lurus, lengkung, miring
Anak dapat menarik garis lurus, lengkung dan miring sesuai dengan perintah guru.
i.      Mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi
Anak dapat mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi.
j.      Melempar dan menangkap bola
Anak dapat melakukan kegiatan melempar dan menangkap bola (Yudha dan Rudiyanto, 2004:150).
Adapun tujuan pengembangan keterampilan motorik halus untuk anak usia dini adalah sebagai berikut :
a.    Sebagai alat untuk pengembangan keterampilan gerak kedua tangan.
b.    Anak dapat menciptakan suatu hasil karya yang orisinil dari anak tersebut.
c.    Sebagai alat untuk pengembangan koordinasi kecepatan tangan dan kecepatan mata.
d.   Untuk menyeimbangkan penglihatan pada saat seorang guru menggunakan metode demontrasi dalam pengembangan motorik halus anak.
e.    Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi anak.
f.     Karena dalam membuat hasil karya untuk anak usia dini sangat menguras emosi anak karena pada dasarnya egosentrisnya sangat tinggi.
Menurut Balitbang Depdiknas tujuan pengembangan motorik halus anak usia dini adalah anak :
a.    Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan.
b.    Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda.
c.    Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
d.   Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus. Secara khusus tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia dini adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk pengenalan menulis (Sumantri, 2005:146).

Aktivitas gerak-gerak kecil (motorik halus) dibatasi dalam bentuk menulis dengan pensil, mewarnai gambar-gambar bentuk atau mengikuti ceramah terstruktur. Dalam pandangan saat ini, strategi pendidikan yang dilakukan mestinya memberi banyak kesempatan kepada anak-anak untuk menggunakan otot-ototnya seluas-luasnya. Misalnya melalui berlari, melompat, meloncat, menjaga kesehatan.
Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, membuka dan menutup resleting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus dan lain sebagainya.
Selain gerakan motorik halus seperti: menyikat gigi, menyisir, membuka dan menutup resleting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu, ada aktivitas lainnya yang dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik halus anak diantaranya adalah mencocok, menjepit, mengambil benda dengan capit, dan menjahit gambar.
Pada usia 3 (tiga) tahun gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat. Di usia itu, anak dapat meniru cara ayahnya memegang pensil. Namun, posisi jari-jarinya masih belum cukup jauh dari mata pensil. Namun, saat anak berusia 4 tahun, ia sudah dapat memegang pensil warna atau crayon untuk menggambar. Gerakan motorik halus, seperti menulis dan menggambar akan diperlukan saat ia bersekolah nanti. Kemampuan seorang anak untuk melakukan gerak motorik tertentu tak sama dengan anak lain walaupun usia mereka sama.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian motorik halus adalah kemampuan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang sering membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang tepat seperti menulis, menggambar, memegang sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk, dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive