Pencapaian tujuan perusahaan dipengaruhi
oleh produktivitas para pegawai. Produktivitas tersebut dipengaruhi oleh
motivasi para pegawai untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu manajer
perusahaan harus berusaha agar para pegawai mempunyai motivasi yang tinggi di dalam
menjalankan tugasnya. Identifikasi faktor-faktor dan keadaan yang mungkin
mempengaruhi motivasi para pegawai adalah realita yang harus dipahami oleh
manajemen sehingga mereka dapat memotivasi para pegawai.
Menurut Sabma (2001 : 28) mengutip pendapat
Stoner (1986 : 187) mengatakan bahwa motivasi kerja yang merupakan suatu sistem
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu individu, karakteristik pekerjaan,
karakteristik situasi kerja.
a. Karakteristik
Individu
James A.F Stoner (1986 : 87) dalam Sabma
(2001 : 28) mendefinisikan karakteristik individu sebagai “minat, sikap, dan
kebutuhan yang dibawa seseorang ke dalam situasi kerja”. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa karakteristik individu meliputi minat, sikap terhadap dirinya,
pekerjaannya, dan kebutuhan yang diinginkannya.
Menurut As’ad (1995 : 6) pengertian minat
adalah sikap yang membuat orang senang akan obyek situasi atau ide-ide tertentu
yang diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek-obyek
yang disenangi itu”. Pola minat seseorang merupakan salah satu faktor yang
menentukan kesesuaian seseorang dengan pekerjaanya.
Menurut Gibson (1996 : 144) dalam Sabma
(2001 : 29) “sikap adalah kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan diorganisasi
melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang
terhadap orang lain, obyek, dan situasi yang berbeda dengannya.“
b. Karakteristik Pekerjaan
Suatu pekerjaan yang intrinsik memuaskan
akan lebih memotivasi kebanyakan orang, daripada pekerjaan yang tidak
memuaskan. Menurut Herzberg ada dua rangkaian kondisi yang mempengaruhi
seseorang di dalam pekerjaannya. Rangkaian kondisi yang pertama disebut faktor
“penyebab kepuasan”, sedangkan yang kedua disebut faktor “penyebab
ketidakpuasan”.
Faktor penyebab kepuasan menyangkut
pencapaian hasil, pengakuan, tanggung jawab, dan kemajuan. Penyebab kepuasan
ini berkaitan dengan sifat pekerjaan dan imbalan yang dihasilkan langsung dari
prestasi tugas pekerjaan. Sedangkan faktor penyebab ketidakpuasan meliputi
faktor-faktor seperti gaji, kondisi kerja dan kebijakan perusahaan, dimana
faktor ini timbul disebabkan oleh hubungan seseorang dengan lingkungan
organisasi (suasana pekerjaan) dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
c. Karakteristik Situasi Kerja
Faktor karakteristik situasi kerja terdiri
dari dua hal yaitu lingkungan kerja terdekat dan tindakan organisasi sebagai
satu kesatuan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi menurut A.W
Widjaja (1986:41) adalah kondisi kerja yang baik dilihat dari lingkungan kerja,
perasaan diikutsertakan dalam proses administrasi dan manajemen, cara
mendisiplinkan yang manusiawi artinya sesuai dengan pepatah bahwa manusia tidak
luput dari salah dan punya kelemahan, pemberian penghargaan atas
dilaksanakannya tugas yang baik, kesetiaan bawahan terhadap pimpinan yang didasarkan
dari segi pembentukan perilaku yang diinginkan, promosi dan perkembangan
organisasi, serta simpatik pada masalah pribadi bawahan.
Lingkungan Kerja Terdekat
Lingkungan kerja terdekat meliputi sikap
dan tindakan, rekan dan supervisor maupun pimpinan, serta iklim yang mereka
ciptakan. Kebanyakan orang menginginkan persahabatan dan akan bertingkah laku
sesuai dengan norma dan nilai kelompok rekan kerja.
Supervisor dan pimpinan sangat mempengaruhi
motivasi dengan contoh kerja dan instruksi, melalui imbalan, sanksi dan pujian,
peningkatan upah dan promosi sampai dengan kritik, penurunan pangkat, dan
pemutusan hubungan kerja.
2) Tindakan
Organisasi
Tindakan
organisasi yang meliputi sistem imbalan organisasi pada umumnya mempunyai
dampak yang sangat besar terhadap motivasi pegawai. Kenaikan gaji, bonus, dan
promosi menjadi motivator yang kuat bagi seseorang jika dikelola secara
efektif.
Kultur
organisasi, norma, nilai dan keyakinan bersama dapat meningkatkan atau
menurunkan motivasi. Pegawai yang mempunyai motivasi yang cenderung rendah pada
jenis kultur tertentu, mungkin lebih bisa berhasil dimotivasi pada kultur yang lain.
Indikasi
turunnya semangat dan kegairahan kerja sangat penting untuk diketahui oleh
setiap perusahaan karena dengan pengetahuan tersebut akan diketahui
sebab-sebabnya. Dengan demikian, perusahaan akan dapat mengambil
tindakan-tindakan pencegahan atau pemecahan masalah seawal mungkin. Meskipun
demikian sebelum mengambil keputusan perusahaan harus meneliti kebenarannya
terlebih dahulu. Misalnya absensi yang tinggi merupakan salah satu indikasi
turunnya semangat dan gairah kerja. Meskipun demikian sebaiknya diadakan
penelitian terlebih dahulu sebab bisa saja terjadi absensi yang tinggi bukan
karena turunnya semangat dan gairah kerja, melainkan karena kebetulan di daerah
asal pekerja tersebut sedang terjangkit wabah penyakit dan pekerja perusahaan
banyak yang sakit.
No comments:
Post a Comment