Menurut Yudha dan Rudyanto
(2004:11), perkembangan kognitif pada setiap tahapannya memiliki karakteristik
tersendiri yang membedakan dengan tahapan yang lainnya. Adapun cara berfikir
anak usia dini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1) Transductive
reasoning, artinya anak berfikir yang bukan induktir atau deduktif tetapi
tidak logis.
2) Ketidakjelasan
hubungan sebab akibat, artinya anak mengenal hubungan sebab akibat secara tidak
logis.
3) Animism,
artinya anak menganggap bahwa semua benda itu hidup seperti dirinya.
4) Artificial,
artinya anak mempercayai bahwa segala sesuatu di lingkungan itu mempunyai jiwa
seperti manusia.
5) Perceptually
bound, artinya anak menilai sesuatu berdasarkan apa yang dilihatnya atau
yang didengarnya.
6) Mental
experiments, artinya anak mencoba melakukan sesuatu untuk menemukan jawaban
dari persoalan yang dihadapinya.
7) Centration,
artinya anak memusatkan perhatiannya kepada sesuatu ciri yang paling menarik
dan mengabaikan ciri yang lainnya.
8) Egocentrisme,
artinya anak melihat dunia di lingkungannya menurut kehendak dirinya sendiri.
Melihat karakteristik cara berfikir anak pada tahapan
ini dapat disimpulkan bahwa anak dalam tahap praoperasional telah menunjukkan
aktivitas kognitif dalam menghadapi berbagai hal di luar dirinya. Aktivitas
berfikirnya belum mempunyai sistem yang terorganisasi tetapi anak sudah dapat
memahami realitas di lingkungannya dengan menggunakan benda-benda dan simbol.
Cara berfikirnya masih bersifat tidak sistematis, tidak konsisten dan tidak logis
No comments:
Post a Comment