Friday, February 24, 2017

Konsep Dasar Pembelajaran


Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu cara yang tepat untuk merangsang, memelihara dan meningkatkan terciptanya proses berpikir dari setiap individu yang belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 17)  “Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.” Sedangkan menurut Sudjana (2004: 28) pengertian pembelajaran yaitu:
“Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.
Proses pembelajaran memiliki prosedur dan sistematika yang berbeda di setiap disiplin ilmunya, termasuk prosedur yang dilakukan di dalam pembelajaran seni musik.
Sebagai contoh sebuah prosedur biasa dilakukan dalam pembelajaran music, seorang individu harus melakukan kegiatan mengamati dan memahami bahasan yang sedang dibahas, membaca notasi, menirukan, mencoba dan melatih teknik-teknik yang diberikan oleh pengajar, seperti yang dikatakan oleh Spears dalam Agung (2010: 13) “ Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.” (belajar meliputi kegiatan mengamati, membaca, menirukan, mencoba mendengarkan dan mengikuti arahan). Seluruh kegiatan tersebut tidak lepas dari peranan guru sebagai subjek dalam proses pembelajaran dalam menerapkan metode pembelajarannya sehingga kegiatan siswa sebagai peserta didik sebagai objek dalam pembelajaran akan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Spears dan sesuai dengan kurikulum yang sudah ditetapkan.
Dalam pembelajaran angklung guru dan siswa selalu berinteraksi dengan baik dan saling membantu satu sama lain untuk kemajuan pembelajaran angklung tersebut, siswa dituntut untuk dapat memainkan lagu dan mengahafalnya dalam setiap latihan. Karena itu merupakan langkah untuk menjadikan siswa tersebut untuk selalu belajar dan memahami materi atau lagu yang disampaikan oleh pelatih. Oleh karena itu, proses pembalajaran dan berinteraksi yang baik akan membuat siswa lebih maju dan mempunyai bekal untuk masa yang akan datang.
1.        Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan< keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan (Mulyasa 2006: 126), secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan , keterampilan dan sikap atau nilai,\. Materi pembelajaran adalah bahan yang harus disampaikan guru dan harus dipelajari siswa dengan baik agar sasaran dapat dicapai dengan baik pula. Udin dalam Yudhansyah (2008: 17) menyatakan bahwa, “Materi pembelajaran merupakan isi yang dipelajari siswa yang direncanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran” dengan demikian, materi pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Upaya guru dalam memotivasi siswa agar mau belajar sangat erat kaitannya dengan strategi yang digunakan. Oleh karena itu guru sangat memiliki kebebasan untuk mengembangkan sendiri proses pembelajarannya. Sehingga seluruh materi yang telah disampaikan oleh guru akan diterima oleh siswa dengan baik.
Dalam proses pembelajaran angklung, memilih materi lagu yang popular dan disukai siswa sangat efektif, karena hal ini dapat membangkitkan motivasi siswa salah satunya adalah mempelajari lagu yang mereka senangi, sehingga guru lebih mudah untuk memberikan materi yang akan disampaikan. Materi yang diberikan guru pun disesuaikan dengan kemampuan siswa.

2.        Metode Pembelajaran
Cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran salah satunya dengan metode pembelajaran. Karena keberhasilan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif salah satunya oleh metode yang digunakan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran oleh guru merupakan alat untuk memudahkan mencapai tujuan pembalajaran. Menurut Djamarah dan Zaim (1991: 72) :
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikembangkan para ahli psikologi dan pendidikan.

Dengan demikian metode adalah cara seorang guru yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru harus menguasai materi agar tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu peranan metode dalam kegiatan pembelajaran sangatlah penting, begitu pula dalam proses pembelajaran angklung. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler angklung  di antaranya:
a.         Metode Demostrasi
Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus menunjukan dan memeragakan keterampilan fisik atau kegiatan lain. Untuk melakukan hal tersebut guru dapat menggunakan metode demonstrasi. Metode ini adalah suatu metode yang pertama kali digunakan oleh manusia sebagaimana digunakan oleh manusia gua yaitu pada saat mereka menambah kayu untuk memperbesar api unggun, sementara anak-anak mereka  memperhatikan dan menirukannya (Staton, 1978: 91).
Sudjana (1989: 83) menjelaskan bahwa, “Demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar paling efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar”. Sedangkan menurut Zakiah Daradjat (2000: 289) “Metode demonstrasi ini menggunakan peragaan atau pencontohan kepada anak didik sehingga anak bisa meniru dan mendapat pengalaman praktis yang biasanya bersifat tahan lama.
Dalam pembelajaran angklung metode demonstrasi sangat membantu siswa dalam mengingat pola-pola permainan angklung yang telah diberikan guru. Karena biasanya siswa akan lebih mudah memainkan, ketika dia mendengar pola itu sebelumnya.
b.        Metode Imitasi
Dalam pembelajaran menggunakan metode imitasi, biasanya dilakukan pada pembelajaran seni khususnya pada pembelajaran alat musik, dangan tujuan agar siswa dapat memperoleh suatu gambaran realitas tentang kualitas bermain instrument musik yang baik, seperti diutarakan oleh Gunter dan Yudhansyah (2007: 16) bahwa “imitasi meliputi tindakan mendengar dan mengamati keterampilan teknik danartistik (posisi tubuh, diksi dan interpretasi)”. Dalam pembelajaran angklung guru memberikan rangsangan dengan memberi contoh pola dan mengintruksikan siswa untuk mengimitasi dari contoh yang diberikan. Metode imitasi dapat merangsang kreatifitas siswa, namun siswa tidak dapat mandiri bila mempelajari lagu. Dalam metode ini, guru terus memantau siswa selama proses imitasi berjalan dan melakukan proses evaluasi terhadap hasil dari proses tersebut.
c.         Metode Drill
Metode drill yaitu suatu metode yang digunakan pengajar untuk melatih siswa agar dapat memahami, hafal dan mengerti dengan materi yang disampaikan, khususnya yang berhubungan dengan teknik keterampilan.  Seperti diutarakan oleh Sudjana (1989: 86), metode drill adalah “Metode yang digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari”. Dalam pembelajaran musik, metode drill merupakan salah satu metode yang penting untuk digunakan, karena pembelajaran musik erat kaitannya dengan teknik keterampilan. Misalnya dalam pembelajaran angklung, siswa sering terjadi kesalahan seperti terlalu cepat atau terlalu lambat membunyikan angklung. Untuk itu siswa mengulang-ulang pola lagu tersebut dengan tujuan agar siswa dapat menguasai dan mengingat lagu yang diajarkan dengan akurat.

3.        Media Pembalajaran
Media pembelajaran adalah semua alat yang dapat mendukung dan dapat mempermudah lancarnya proses pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Segala sesuatu dapat digunakan sebagai media pembelajaran apabila media tersebut dapat menyampaikan pesan atau maksud pembelajaran sehingga proses belajar berjalan dengan baik. Sebagaimana dijelaskan oleh National Education Association (1969) bahwa:
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhitungan dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Sementara itu Kemp & Dayton (1985: 3) mengemukakan bahwa beberapa hasil penelitian yang menunjukan dampak positif dari penggunaan media sebagai integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:
1.         Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku
2.         Pembelajaran bisa lebih menarik
3.    Pembelajaran menjadi interaktif dengan diterapkan teori belajar dengan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan
4.       Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinan dapat diserap oleh siswa.

Dalam pembelajaran angklung, media sangat penting karena dalam pembelajaran, semua alat pembelajaran seperti buku atau partitur, alat musik, alat elektronik dapat menumbuhkan minat siswa dalam mempelajari musik dan merupakan salah satu factor utama yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran musik khususnya angklung mengarah pada kegiatan praktek atau keterampilan.

4.        Evaluasi
Evaluasi merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk melakukan penilaian. Dengan evaluasi, guru dapat mengetahui perkembangan hasil belajar siswa. Tujuan dilakukannya evaluasi adalah untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu dan untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran serta untuk mengetahui apabila ada permasalahan dalam proses belajar agar tercapainya tujuan pembelajaran.
Menurut Milyartini (2009: 3) bahwa “Evaluasi adalah upaya untuk mengkaji kembali kegiatan atau peristiwa yang telah terjadi, dengan cara menelaah bukti-bukti yang ada”. Upaya ini dilakukan untuk menilai apakah hal yang sudah terjadi sudah sesuai dengan harapan atau belum. Bila belum sesuai dicoba untuk ditemukan dimana letak permasalahannya. Temuan tersebut amat bermakna dalam upaya memperbaiki keadaan atau mencapai harapan yang diinginkan.
Sedangkan menurut Arikunto (2002: 13) bahwa “ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen”.

Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive