Pembelajaran
pada dasarnya merupakan suatu cara yang tepat untuk merangsang, memelihara dan
meningkatkan terciptanya proses berpikir dari setiap individu yang belajar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 17)
“Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar.” Sedangkan menurut Sudjana (2004: 28) pengertian pembelajaran yaitu:
“Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya
yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif
antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik
(sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.
Proses pembelajaran memiliki
prosedur dan sistematika yang berbeda di setiap disiplin ilmunya, termasuk
prosedur yang dilakukan di dalam pembelajaran seni musik.
Sebagai contoh sebuah
prosedur biasa dilakukan dalam pembelajaran music, seorang individu harus
melakukan kegiatan mengamati dan memahami bahasan yang sedang dibahas, membaca
notasi, menirukan, mencoba dan melatih teknik-teknik yang diberikan oleh
pengajar, seperti yang dikatakan oleh Spears dalam Agung (2010: 13) “ Learning is to observe, to read, to imitate,
to try something themselves, to listen, to follow direction.” (belajar
meliputi kegiatan mengamati, membaca, menirukan, mencoba mendengarkan dan
mengikuti arahan). Seluruh kegiatan tersebut tidak lepas dari peranan guru
sebagai subjek dalam proses pembelajaran dalam menerapkan metode
pembelajarannya sehingga kegiatan siswa sebagai peserta didik sebagai objek
dalam pembelajaran akan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Spears dan sesuai
dengan kurikulum yang sudah ditetapkan.
Dalam pembelajaran angklung guru dan
siswa selalu berinteraksi dengan baik dan saling membantu satu sama lain untuk
kemajuan pembelajaran angklung tersebut, siswa dituntut untuk dapat memainkan
lagu dan mengahafalnya dalam setiap latihan. Karena itu merupakan langkah untuk
menjadikan siswa tersebut untuk selalu belajar dan memahami materi atau lagu
yang disampaikan oleh pelatih. Oleh karena itu, proses pembalajaran dan
berinteraksi yang baik akan membuat siswa lebih maju dan mempunyai bekal untuk
masa yang akan datang.
1.
Materi Pembelajaran
Materi
pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan< keterampilan dan
sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan (Mulyasa 2006: 126), secara terperinci, jenis-jenis materi
pembelajaran terdiri dari pengetahuan , keterampilan dan sikap atau nilai,\.
Materi pembelajaran adalah bahan yang harus disampaikan guru dan harus
dipelajari siswa dengan baik agar sasaran dapat dicapai dengan baik pula. Udin
dalam Yudhansyah (2008: 17) menyatakan bahwa, “Materi pembelajaran merupakan
isi yang dipelajari siswa yang direncanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran”
dengan demikian, materi pembelajaran merupakan salah satu komponen penting
dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Materi
pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Upaya guru dalam memotivasi siswa agar mau belajar sangat erat
kaitannya dengan strategi yang digunakan. Oleh karena itu guru sangat memiliki
kebebasan untuk mengembangkan sendiri proses pembelajarannya. Sehingga seluruh
materi yang telah disampaikan oleh guru akan diterima oleh siswa dengan baik.
Dalam
proses pembelajaran angklung, memilih materi lagu yang popular dan disukai
siswa sangat efektif, karena hal ini dapat membangkitkan motivasi siswa salah
satunya adalah mempelajari lagu yang mereka senangi, sehingga guru lebih mudah
untuk memberikan materi yang akan disampaikan. Materi yang diberikan guru pun
disesuaikan dengan kemampuan siswa.
2.
Metode Pembelajaran
Cara yang
digunakan oleh guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran salah satunya dengan metode pembelajaran. Karena
keberhasilan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif salah
satunya oleh metode yang digunakan. Metode yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran oleh guru merupakan alat untuk memudahkan mencapai tujuan
pembalajaran. Menurut Djamarah dan Zaim (1991: 72) :
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan
tugasnya bila dia tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah dirumuskan
dan dikembangkan para ahli psikologi dan pendidikan.
Dengan demikian
metode adalah cara seorang guru yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam
kegiatan belajar mengajar. Guru harus menguasai materi agar tercapainya tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu peranan metode dalam kegiatan pembelajaran
sangatlah penting, begitu pula dalam proses pembelajaran angklung. Adapun
metode yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler angklung di antaranya:
a.
Metode
Demostrasi
Dalam kegiatan
belajar mengajar guru harus menunjukan dan memeragakan keterampilan fisik atau
kegiatan lain. Untuk melakukan hal tersebut guru dapat menggunakan metode
demonstrasi. Metode ini adalah suatu metode yang pertama kali digunakan oleh
manusia sebagaimana digunakan oleh manusia gua yaitu pada saat mereka menambah
kayu untuk memperbesar api unggun, sementara anak-anak mereka memperhatikan dan menirukannya (Staton, 1978: 91).
Sudjana (1989:
83) menjelaskan bahwa, “Demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar
paling efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha
sendiri berdasarkan fakta yang benar”. Sedangkan menurut Zakiah Daradjat (2000:
289) “Metode demonstrasi ini menggunakan peragaan atau pencontohan kepada anak
didik sehingga anak bisa meniru dan mendapat pengalaman praktis yang biasanya
bersifat tahan lama.
Dalam
pembelajaran angklung metode demonstrasi sangat membantu siswa dalam mengingat
pola-pola permainan angklung yang telah diberikan guru. Karena biasanya siswa
akan lebih mudah memainkan, ketika dia mendengar pola itu sebelumnya.
b.
Metode Imitasi
Dalam
pembelajaran menggunakan metode imitasi, biasanya dilakukan pada pembelajaran
seni khususnya pada pembelajaran alat musik, dangan tujuan agar siswa dapat
memperoleh suatu gambaran realitas tentang kualitas bermain instrument musik
yang baik, seperti diutarakan oleh Gunter dan Yudhansyah (2007: 16) bahwa “imitasi
meliputi tindakan mendengar dan mengamati keterampilan teknik danartistik
(posisi tubuh, diksi dan interpretasi)”. Dalam pembelajaran angklung guru
memberikan rangsangan dengan memberi contoh pola dan mengintruksikan siswa
untuk mengimitasi dari contoh yang diberikan. Metode imitasi dapat merangsang
kreatifitas siswa, namun siswa tidak dapat mandiri bila mempelajari lagu. Dalam
metode ini, guru terus memantau siswa selama proses imitasi berjalan dan
melakukan proses evaluasi terhadap hasil dari proses tersebut.
c.
Metode Drill
Metode drill
yaitu suatu metode yang digunakan pengajar untuk melatih siswa agar dapat
memahami, hafal dan mengerti dengan materi yang disampaikan, khususnya yang
berhubungan dengan teknik keterampilan.
Seperti diutarakan oleh Sudjana (1989: 86), metode drill adalah “Metode
yang digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa
yang telah dipelajari”. Dalam pembelajaran musik, metode drill merupakan salah
satu metode yang penting untuk digunakan, karena pembelajaran musik erat
kaitannya dengan teknik keterampilan. Misalnya dalam pembelajaran angklung,
siswa sering terjadi kesalahan seperti terlalu cepat atau terlalu lambat
membunyikan angklung. Untuk itu siswa mengulang-ulang pola lagu tersebut dengan
tujuan agar siswa dapat menguasai dan mengingat lagu yang diajarkan dengan
akurat.
3.
Media Pembalajaran
Media
pembelajaran adalah semua alat yang dapat mendukung dan dapat mempermudah
lancarnya proses pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Segala sesuatu dapat digunakan sebagai media pembelajaran apabila media
tersebut dapat menyampaikan pesan atau maksud pembelajaran sehingga proses
belajar berjalan dengan baik. Sebagaimana dijelaskan oleh National Education Association (1969) bahwa:
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhitungan dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi.
Sementara itu Kemp &
Dayton (1985: 3) mengemukakan bahwa beberapa hasil penelitian yang menunjukan
dampak positif dari penggunaan media sebagai integral pembelajaran di kelas
atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:
1.
Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku
2.
Pembelajaran bisa lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi interaktif dengan diterapkan
teori belajar dengan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal
partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan
4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat
dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk
mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan
kemungkinan dapat diserap oleh siswa.
Dalam
pembelajaran angklung, media sangat penting karena dalam pembelajaran, semua
alat pembelajaran seperti buku atau partitur, alat musik, alat elektronik dapat
menumbuhkan minat siswa dalam mempelajari musik dan merupakan salah satu factor
utama yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, karena
pembelajaran musik khususnya angklung mengarah pada kegiatan praktek atau
keterampilan.
4.
Evaluasi
Evaluasi
merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk melakukan penilaian. Dengan
evaluasi, guru dapat mengetahui perkembangan hasil belajar siswa. Tujuan
dilakukannya evaluasi adalah untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu dan untuk
mengetahui efektifitas metode pembelajaran serta untuk mengetahui apabila ada
permasalahan dalam proses belajar agar tercapainya tujuan pembelajaran.
Menurut
Milyartini (2009: 3) bahwa “Evaluasi adalah upaya untuk mengkaji kembali
kegiatan atau peristiwa yang telah terjadi, dengan cara menelaah bukti-bukti
yang ada”. Upaya ini dilakukan untuk menilai apakah hal yang sudah terjadi
sudah sesuai dengan harapan atau belum. Bila belum sesuai dicoba untuk
ditemukan dimana letak permasalahannya. Temuan tersebut amat bermakna dalam
upaya memperbaiki keadaan atau mencapai harapan yang diinginkan.
Sedangkan
menurut Arikunto (2002: 13) bahwa “ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan,
sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen”.
Pada
dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan
untuk menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses
pengumpulan data yang sistematis.
No comments:
Post a Comment