Perkembangan kognitif sering
diidentikkan dengan perkembangan kecerdasan. Perkembangan kognitif merupakan
dasar bagi perkembangan intelegensi pada anak. Pada anak usia dini pengetahuan
masih bersifat subjektif, dan akan berkembang menjadi objektif apabila sudah
mencapai perkembangan remaja dan dewasa. Hal tersebut senada dengan observasi
yang telah dilakukan Piaget yang mengemukakan bahwa “Anak mampu
mendemontrasikan berbagai pengaruh mengenai relativitas dunia sejak lahir
hingga dewasa”. (Yudha dan Rudyanto, 2004:199).
Kemampuan kognitif seseorang
berkaitan dengan bagaimana individu dapat mempelajari, memperhatikan, mengamati,
membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
“Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang
berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang
berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya”
(Desmita, 2005:103).
Perkembangan kognitif menurut Piaget (Aisyah et al, 2008:5-6) terjadi
melalui suatu proses yang disebut adaptasi. Adaptasi merupakan penyesuaian
terhadap tuntutan lingkungan dan intelektual melalui dua hal yaitu asimilasi
dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses yang anak upayakan untuk menafsirkan
pengalaman barunya yang didasarkan pada interpretasinya saat sekarang mengenai
dunianya. Akomodasi terjadi dimana anak berusaha untuk menyesuaikan keberadaan
struktur pikiran dengan sejumlah pengalaman baru.
Anak membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Anak tidak
pasif menerima informasi, melainkan berperan aktif di dalam menyusun
pengetahuannya mengenai realitas. Jika anak ingin mengetahui sesuatu, mereka
harus membangun pengetahuan tersebut sendiri. Pembelajaran yang diharapkannya
adalah pembelajaran yang aktif, dimana peran guru sebagai penyedia bahan-bahan
yang sesuai, seperti ruangan serta petunjuk-petunjuk yang mendorong anak untuk
menemukan sendiri (Desmita, 2005:103).
Perkembangan kognitif muncul dari konteks kerjasama atau kolaborasi atau
dialog antara orang yang lebih ahli dengan mencontohkan kegiatan dan
menyampaikan pelajaran secara verbal. Pembelajaran diterapkan dengan partisipasi
terbimbing dari guru atau orang yang lebih ahli. Pembelajaran yang diberi
dorongan dari orang yang lebih ahli cenderung menghasilkan pemahaman yang
lebih. Pemberian dorongan atau bantuan harus dilakukan dengan hati-hati,
disesuaikan dengan situasi pembelajaran agar meningkatkan pemahaman tentang
suatu masalah.
Pengetahuan tentang perkembangan kognitif anak usia
dini dapat membantu peran guru sebagai pembimbing pembelajaran yaitu dengan
menyusun kegiatan pembelajaran yang menyajikan materi kegiatan anak agar dapat
menemukan sendiri konsep atau pemahaman, memberikan pelajaran atau saran yang
dapat membantu anak dengan cara hati-hati yang disesuaikan dengan kemampuan
anak saat itu, memonitor kemampuan belajar anak, dan melatih anak untuk belajar
berkolaborasi dimana anak didorong untuk saling membantu satu sama lain.
No comments:
Post a Comment