Profesionalisme guru merupakan acuan yang sangat
penting bagi peningkatan dunia pendidikan. banyak cara yang dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Jalan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan Profesionalisme guru antara lain:
1. Peningkatan
kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan mampu
"membangun"manusia muda dengan penuh percaya diri, guru harus
memiliki kesejahteraan yang cukup Gaji yang memadai. Perlu ditata ulang sistem
penggajian guru agar gaji yang diterimanya setiap bulan dapat mencukupi
kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya dan pendidikan putra-putrinya. Dengan
penghasilan yang mencukupi, tidak perlu guru bersusah payah untuk mencari
nafkah tambahan di luar jam kerjanya. Guru akan lebih berkonsentrasi pada
profesinya, tanpa harus mengkhawatirkan kehidupan rumah tangganya serta
khawatirakan pendidikan putra-putrinya. Guru mempunyai waktu yang cukup untuk mempersiapkan
diri tampil prima di depan kelas. Jika mungkin, seorang guru dapat meningkatkan
profesinya dengan menulis buku materi pelajaran yang dapat dipergunakan diri
sendiri untuk mengajar dan membantu guru-guru lain yang belum mencapai
tingkatnya. Hal ini dapat lebih menyejahterakan kehidupan guru dan akan lebih
meningkatkan status sosial guru. Guru akan lebih dihormati dan dikagumi oleh
anak didiknya. Jika anak didik mengagumi gurunya maka motivasi belajar siswa
akan meningkat dan pendidikan pasti akan lebih berhasil.
2.
Kurangi beban guru dari tugas-tugas
administrasi yang sangat menyita waktu. Sebaiknya tugas-tugas administrasi yang
selama ini harus dikerjakan seorang guru, dibuat oleh suatu tim di Diknas atau
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang disesuaikan dengan kondisi daerah
dan bersifat fleksibel (bukan harga mati) lalu disosialisasikan kepada guru
melalui sekolah-sekolah. Hal ini dapat dijadikan sebagai pegangan guru mengajar
dalam mengajar dan membantu guru-guru pemula untuk mengajar tanpa membebani
tugas-tugas rutin guru.
3. Penyelenggaraan
pelatihan dan sarana. Salah satu usaha untuk meningkatkan profesionalitas guru
adalah pendalaman materi pelajaran melalui pelatihan-pelatihan. Beri kesempatan
guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tanpa beban biaya atau melengkapi
sarana dan kesempatan agar guru dapat banyak membaca buku-buku materi pelajaran
yang dibutuhkan guru untuk memperdalam pengetahuannya.
4. Pembinaan perilaku kerja. Studi-studi
sosiologi sejak zaman Max Weber di awal abad ke-20 dan penelitian penelitian manajemen
dua puluh tahun belakangan bermuara pada satu kesimpulan utama bahwa
keberhasilan pada berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh
perilaku manusia, terutama perilaku kerja.
5. Penciptaan waktu luang. Waktu luang (leisure
time) sudah lama menjadi sebuah bagian proses pembudayaan. Salah satu tujuan
pendidikan klasik (Yunani-Romawi) adalah menjadikan manusia makin menjadi
"penganggur terhormat", dalam arti semakin memiliki banyak waktu
luang untuk mempertajam intelektualitas (mind) dan kepribadian (personal).
6. Memahami tuntutan standar profesi yang ada,
Upaya memahami tuntutan standar profesi yang ada (di Indonesia dan yang berlaku
di dunia) harus ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru kita ingin
meningkatkan profesionalismenya. Hal ini didasarkan kepada beberapa alasan
sebagai berikut: Pertama, persaingan global sekarang memungkinkan adanya
mobilitas guru secara lintas negara. Kedua, sebagai profesional seorang guru
harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global, dan tuntutan
masyarakat yang menghendaki pelayanan vang lebih baik. Cara satu-satunya untuk
memenuhi standar profesi ini adalah dengan belaiar secara terus menerus
sepanjang hayat, dengan membuka diri yakni mau mendengar dan melihat perkembangan
baru di bidangnya.
7. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang
dipersyaratkan, Kemudian upaya mencapai kualifikasi dan kompetensi yang
dipersyaratkan juga tidak kalah pentingnya bagi guru. Dengan dipenuhinya
kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka guru memiliki posisi tawar yang
kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan. Peningkatan kualitas dan kompetensi
ini dapat ditempuh melalui in-service tarining dan berbagai upaya lain untuk
memperoleh sertifikasi
8. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan
luas termasuk lewat organisasi profesi. Upaya membangun hubungan kesejawatan
yang baik dan luas dapat dilakukan guru dengan membina jaringan kerja atau
networking. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah dilakukan oleh
sejawatnya yang sukses
9. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja
yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen, Selanjutnya upaya
membangun etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelavanan bermutu
tinggi kepada konstituen merupakan suatu keharusan di zaman sekarang. Semua
bidang dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Guru pun harus memberikan
pelayanan prima kepada konstituennya yaitu siswa, orangtua dan sekolah sebagai
stakeholder. Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan
publik vang didanai. diadakan, dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik.
Oleh karena itu guru harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
publik.
10.
Mengadopsi inovasi atau mengembangkan
kreativitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar
senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuannya mengelola pembelajaran. Guru
dapat memanfaatkan media dan ide-ide baru bidang teknologi pendidikan seperti
media presentasi, komputer (hard technologies) dan juga pendekatan-pendekatan
baru bidang teknologi pendidikan (soft technologies). Upaya-upaya guru untuk
meningkatkan profesionalismenya tersebut pada akhirnya memerlukan adanya
dukungan dari semua pihak yang terkait agar benar-benar terwujud. Pihak-pihak
yang harus memberikan dukungannya tersebut adalah organisasi profesi seperti
PGRI, pemerintah dan juga masyarakat.
No comments:
Post a Comment