Tuesday, April 11, 2017

Peranan Bermain Peran dalam Kurikulum Taman Kanak-Kanak


Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk membelajarkan kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anak dapat memperluas kosakata dan mengembangkan daya penerimaan serta pengekspresian kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain spontan (Catron dan Allen dalam Sujiono, 2009:63).
Drama peran tidak hanya berhubungan dengan formasi konsep yang abstrak melainkan juga kepada objek yang kita kenali sebagai bagian dari kurikulum sekolah, seperti dalam pengembangan konsep sosial, matematika, ilmu pengetahuan dan membaca. Children Resources International (Kenny dalam www.rumahbunda.com), peranan bermain peran dalam kurikulum prasekolah :
a. Konsep ilmu sosial
Anak-anak mengembangkan pemahaman mengenai orang-orang, peranannya serta perilaku-perilakunya. Kesemua ini bersama dengan pengembangan kemampuan interpersonal serta kemampuan sosial, adalah beberapa diantara kontribusi penting yang dapat dibuat oleh bermain peran serta pembelajaran seorang anak.

b. Konsep matematika
Bermain peran memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menjelajahi konsep-konsep matematika awal. Di pusat kegiatan bermain peran anak-anak mampu mengkategorikan material serta peralatan-peralatan. Piaget membuat “Klasifikasi” ini dan sangat penting dalam pemahaman logika. Karena sangat tidak mungkin menambahkan atau mengurangi benda-benda, anak tersebut harus mengerti apa yang membuat sebuah kategori.
Anak-anak berlatih konsep korespondensi satu-satu ketika menyiapkan meja untuk pura-pura makan. Dengan memastikan bahwa ada sebuah kursi, sebuah piring, sebuah sendok, satu garpu dan pisau untuk setiap orang membawa anak tersebut kepemahaman konsep seperti “cukup, terlalu sedikit, lebih dari, dan sama dengan”. Anak-anak juga menggunakan konsep-konsep seperti “lebih besar dan lebih kecil”, “lebih lebar dan lebih sempit”, “lebih tinggi dan lebih pendek”, “lebih berat dan lebih ringan” selama bermain peran. Menepuk tangan dan berbaris semuanya memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mempelajari pola-pola yang akan membimbing mereka sejalan dengan pelajaran menghitung, urutan dan pengulangan.
c. Konsep ilmu pengetahuan
Bermain peran juga memusatkan konsep-konsep yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Anak-anak bisa bereksperimen di dalam bermain perannya : apa yang terjadi jika…? Atau menegaskan: apakah hal yang sama akan terjadi bila saya melakukannya lagi ? Anak-anak belajar melalui pengamatan (sebuah teknik ilmiah yang sangat diperlukan), dengan membandingkan benda-benda atau kejadian-kejadian atas dasar pemahaman dan perbedaan mereka mengidentifikasi masalah-masalah dan menyimpulkan secara umum kondisi interaksinya di kemudian hari dengan ilmu pengetahuan.
d. Konsep kesiapan membaca
Kosa kata dan konsep perkembangan sangat penting dalam membaca. Dalam bermain peran anak-anak menggunakan bahasa untuk memperlancar komunikasi dan bertukar ide hingga meningkatkan kelancaran membaca dan memperkaya kosa katanya.
Untuk bermain peran anak mengerahkan sekumpulan pengalaman dan keterampilan yang dimiliki sehingga bisa memunculkan ide untuk bermain pura-pura. Similanky (dalam Safriyani, 2011:9) menyebutkan bahwa ada 6 keterampilan yang mendukung bermain peran yaitu:
a.              Memainkan peran
Anak dapat berpura-pura memerankan seseorang atau sesuatu dengan menirukan ekspresi, mimik muka dan perilakunya. Awalnya hanya menirukan anggota keluarga atau binatang yang biasa dia lihat, setelah mahir anak akan memilih sendiri peran yang ingin dia mainkan, dan memunculkan gaya yang bervariasi, yang berhubungan dengan peran yang dipilih.
b.             Menggunakan properti
Melengkapi permainan perannya, anak mulai menggunakan bahan atau benda yang bisa mendukung peran yang dimainkan. Awalnya benda nyata, kemudian menggunakan benda yang bukan sesungguhnya, lalu menggunakan benda imajiner seperti orang bermain pantomim.
c.              Pura-pura
Pura-pura adalah inti dari bermain peran. Awalnya anak hanya menirukan secara sederhana hal-hal yang sering ia lihat, misalnya menelepon dengan telepon mainan. Pada tingkat yang lebih tinggi anak mulai merangkai sebuah cerita untuk dimainkan, dan melakukan pembagian peran dengan orang lain. Anak juga bisa memainkan peran-peran yang merupakan hasil fantasinya.
d.             Durasi waktu
Awalnya anak hanya memainkan peran beberapa menit, lalu berganti dengan permainan yang lain. Pada tingkat bermain peran yang lebih tinggi anak mulai menggunakan waktu yang lebih lama.
e.              Interaksi
Di tahapan awal bermain peran, anak-anak hanya memainkan peran sendiri. Meskipun ada beberapa anak, tetapi tidak tampak interaksi kecuali jika mereka ingin menggunakan benda yang sama. Seiring dengan perkembangan usia dan tingkat main perannya, anak dapat bermain bersama, merancang cerita bersama, lalu melakukan pembagian peran dan mengatur properti yang digunakan.
f.              Komunikasi verbal

Komunikasi verbal anak dapat menunjukkan tingkatan bermain perannya. Apabila mereka sudah berkomunikasi dengan menggunakan sudut pandang peran yang sedang dimainkan, berarti sudah ada pada tingkat bermain peran yang tinggi.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive