Asertif berasal dari kata to
assert yang berarti menyatakan pendapat dengan tegas. Joseph Wolpe
mendefinisikan tingkah laku asertivitas sebagai tingkah laku yang penuh keyakinan
diri yang lebih merupakan pernyataan yang tepat dari setiap emosi daripada
kecemasan terhadap orang lain. Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk
mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang
lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak
lain. Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap
dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan
secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun
merugikan pihak lainnya (Pratanti, 2007). Menurut
Pratanti (2007), seorang yang asertif memiliki kriteria:
a) Merasa bebas untuk mengekspresikan perasaan, pikiran dan
keinginan
b) Mengetahui hak mereka.
c)
Mampu mengontrol kemarahan.
Tidak berarti me-repress perasaan ini, akan tetapi mengontrol dan
membicarakannya kembali dengan logis dan tidak dilandasi emosi semata.
Perilaku asertif merupakan kemampuan seseorang kemampuan
seseorang menyatakan diri, pandangan-pandangan dalam dirinya, keinginan dan
perasaannya secara langsung, spontan, bebas dan jujur tanpa merugikan diri
sendiri dan melanggar hak-hak orang lain. Seseorang yang berperilaku asertif
mampu menghargai hak diri sendiri dan orang lain, bersikap aktif dalam
kehidupannya untuk mencapai apa yang diinginkan. Fensterheim dan Baer (1975)
mengungkapkan beberapa karateristik individu yang memiliki perilaku asertif
yang tinggi, antara lain merasa bebas untuk menampilkan dirinya, dapat
berkomunikasi dengan baik secara terbuka, langsung, jujur, dan tepat, memiliki
orientasi aktif dalam kehidupan untuk mencapai apa yang diinginkan. Menurut
Rini (2001) asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang
diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun tetap menjaga dan
menghargai hak-hak serta perasaan orang lain. Ditambahkan pula oleh Willis dan
Daisley (1995), perilaku asertif adalah perilaku yang menunjukkan penghargaan
terhadap diri sendiri dan orang lain. Rathus dan Nevid (1983) asertif adalah
tingkah laku yang menampilkan keberanian untuk secara jujur dan terbuka menyatakan
kebutuhan, perasaan, dan pikiran-pikiran apa adanya, mempertahankan hak-hak
pribadi, serta menolak permintaan-permintaan yang tidak masuk akal dari figur
otoritas dan standar-standar yang berlaku pada suatu kelompok. Sedangkan
menurut Alberti dan Emmons (2002) perilaku asertif adalah perilaku yang membuat
seseorang dapat bertindak demi kebaikan dirinya, mempertahankan haknya tanpa
cemas, mengekspresikan perasaan secara nyaman, dan menjalankan haknya tanpa
melanggar orang lain.
Beberapa ciri dari individu yang memiliki asertivitas
menurut Lange dan Jakubowski (1978) adalah sebagai berikut:
a) Memulai interaksi
b) Menolak permintaan yang tidak layak
c) Mengekspresikan ketidaksetujuan dan
ketidaksenangan
d) Berbicara dalam kelompok
e) Mengekspresikan pendapat dan saran
f) Mampu menerima kecaman dan kritik
g) Memberi dan menerima umpan balik
Ditambahkan oleh Palmer dan Froener (2002) ciri-ciri
individu yang asertif adalah:
a) Bicara jujur
b) Memperlakukan orang lain dengan
hormat, begitu pula sebaliknya
c) Menampilkan diri sendiri dan
menyayangi orang lai
d) Memiliki hubungan yang baik dan
efektif dengan orang l ain
e) Tenang dalam keseharian dan
memperlihatkan selera humor dalam menghadapi situasi-situasi yang sulit.
Menurut Lazarus (Fensterheim, 1980) tingkah laku asertif
adalah suatu tingkah laku yang penuh ketegasan yang timbul karena adanya
kebebasan emosi dari setiap usaha untuk membela hak-haknya serta adanya keadaan
efektif yang mendukung, meliputi:
a) mengetahui hak-hak pribadi
b) berbuat sesuatu untuk mendapatkan
hak tersebut
c) melakukan hal tersebut sebagai usaha
untuk mencapai kebebasan
Belajar merupakan proses aktif, karena belajar akan berhasil
jika dilakukan secara rutin dan sistematis. Ciri dari suatu pembelajaran yang
berhasil, salah satunya dengan bertingkah laku asertif, individu akan
memperoleh hasil positif yang salah satunya adalah meningkatkan kepercayaan
diri. Dengan meningkatnya kepercayaan diri, maka individu tidak terlalu
dipengaruhi oleh persetujuan orang dan juga mengurangi rasa tidak aman. Selain
itu, individu akan menjadia lebih kreatif dan berani untuk mengambil resiko.
Hal ini seharusnya dimiliki oleh siswa yang mana dituntut untuk lebih mandiri,
mampu berinisiatif, lebih dewasa, dan lebih matang dalam berfikir dan
berperilaku agar lebih berkembang dalam proses belajar. Semakin tinggi tingkat
asertivitas dari individu, maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan diri
dari individu tersebut dan semakin tinggi pula prestasi belajar siswa.
No comments:
Post a Comment