Pengertian
Rasio Keuangan
Persediaan merupakan
salah satu komponen dalam neraca keuangan. Namun jumlah nilai persediaan yang
ditunjukan dalam neraca ini saja tidak cukup untuk memberikan informasi penting
bagi perusahaan atau pihak terkait lainnya untuk menjadi dasar dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan. Maka dari itu neraca ataupun
laba rugi, dapat menjadi bermanfaat jika dapat diinterpretasikan dengan
menggunakan analisis rasio laporan keuangan. Untuk melakukan analisis rasio
laporan keuangan, diperlukan perhitungan terhadap rasio-rasio keuangan yang
mencerminkan aspek tertentu.
Definisi rasio keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:297)
adalah:
“Angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari suatu pos lapora keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan (berarti)”.
Sedangkan menurut Dwi
prastowo dan Rifka Julianti (2005:80) rasio keuangan adalah:
“Suatu ratio mengungkapkan hubungan
matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara
satu pos dengan pos lainnya”.
Pengertian rasio
keuangan menurut ardiyos (2004:414)
sebagai berikut:
“Hubungan matematis antara suatu entitas
/ jumlah dengan yang lain”.
Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan memberitahukan
informasi yang menggambarkan suatu pos-pos dari laporan keuangan dan
memperlihatkan hubungan yang mempunyai makna.
2.1.1.2.
Jenis-jenis Rasio Keuangan
Rasio-rasio keuangan
pada dasarnya meggunakan angka-angka atau perbandingan antara laporan laba rugi
dengan neraca. Dengan semacam itu diharapkan ada pengaruh perbedaan ukuran akan
hilang.
menurut Jumingan (2006:122) jenis-jenis rasio
keuangan adalah:
a. Rasio
Likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
b. Rasio
Leverage, bertujuan mengukur sejauh
mana kebutuhan keuangan perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman. Misalnya
rasio total utang dengan total aktiva (total
debt to total assets ratio), kelipatan keuntungan terhadap dalam menutup
beban bunga (time interest earned),
kemampuan keuntungan dalam menutup beban tetap (fixed charge coverage ), dan sebagainya.
c. Rasio
aktivitas, bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam mengopersikan dana.
Misalnya inventory turnover, average
collection period, total asset turnover, dan sebagainya.
d. Rasio
profitabilitas, bertujuan mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada
imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan. Misalnya Profit margin on sales, return on total
asset, return on net worth dan sebagainya
e. Rasio pertumbuhan, bertujuan mengukur
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan
perekonomian dan industry.
f. Rasio
valuasi, bertujuan mengukur performance perusahaan secara keseluruhan, karena
rasio ini merupaan pencerminan dari rasio risiko dan rasio imbalan hasil.
Dari
jenis rasio keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa rasio dapat dihitung dari
berbagai kombinasi atau pasangan angka. Dengan menggunakan pos-pos yang ada
pada laporan keuangan, dapat disusun suatu daftar angka rasio yang panjang.
Tidak ada suatu standar tentang jenis dan cara menghitung rasio-rasio tersebut.
Setiap penulis menggunakan daftar jenis
rasio yang berbeda. Rasio-rasio yang dibahas merupakan rasio-rasio yag
umum didiskusikan dan digunakan.
No comments:
Post a Comment