Objek dasar sosiologi adalah masyarakat, bahwa sosiologi adalah ilmu
masyarakat ialah yang mempelajari struktur social, proses social, interaksi
social yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan
social serta pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama
umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi
kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara
segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi dan lain sebagainya.
Menurut Emile Durkheim, dia mengklasifikasikan pembagian sosiologi
menjadi tujuh seksi
a.
sosiologi umum yang mencangkup kepribadian individu
dan kelompok manusia
b. sosiologi agama
c.
sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi
politik, organisasi social, perkawinan dan keluarga
d. sosiologi tentang kejahatan
e.
sosiologi tentang ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran
penelitian dankelompok kerja
f.
demogarafi yang mencakup masyarakat perkotaan dan
pedesaan
g. dan sosiologi estetika
Jadi fungsi dasar
sosiologi sangat beragam, seperti yang telah di ungkapkan oleh Emile Durkheim
yang telah membagi pembahasan sosiologi.
a. Fungsi agama
Dalam bahasanya mengenai hal ini, Horton dan Hunt (1984:271-272)[1][1] membedakan antara fungsi manifest dan fungsi laten. Menurut mereka
fungsi manifest agama berkaitan dengan segi-segi doktrin, ritual, dan aturan
perilaku dalam agama. Namun yang juga penting diketahui adalah fungsi laten
agama. Dalam kaitan ini Durkheim terkenal karena pandangannya bahwa agama
mempunyai fungsi positif bagi integrasi masyarakat, baik pada tingkat mikro
maupun makro pada tingkat mikro, menurut Durkheim.
Di sini nampak bahwa menurut Durkheim melalui komunikasi dengan Tuhannya
orang yang beriman bukan hanya mengetahui kebenaran yang tidak diketahui orang
kafir tetapi juga menjadi seseorang lebih kuat, sehingga menurutnya fungsi
agama ialah untuk menggerakkan kita dan membantu kita untuk hidup.Di segi makro
agama pun menjalankan fungsi positif karena memenuhi kebutuhan masyarakat untuk
secara berkala menegakkan dan memperkuat perasaan dan ide kolektif yang menjadi
cirri dan inti persatuan masyarakat tersebut.Melalui upacara-upacara agama yang
dilakukan secara berjamaah maka persatuan dan kebersamaan umat dipupuk dan
dibina.
Ada ahli sosiologi yang mengemukakan bahwa agama mempunyai disfungsi
pula. Dikemukakan bahwa pertentangan yang membahayakan keutuhan masyarakat
tidak jarang bersumber pada faktor agama. Konflik antara kaum katolik dan kaum
protestan di Irlandia Utara, antara kaum Sikh dan kaum Hindu di Negara Bagian
Punjab, antara kaum Muslim dan kaum Hindu di Ayodhya, antara orang Palestina
yang beragama Islam dan orang Israel yang beragama Yahudi, antara kaum Kristen
dan kaum Muslim di Nagomo-Karabach dan antara kaum Shiah dan kaum Sunni di Irak
menunjukkan bahwa adanya agama berlainan atau aliran berbeda dalam agama yang
sama dalam satu masyarakat dapat membahayakan keutuhan masyarakat tersebut.
Dalam masyarakat kita sendiri telah kita lihat, misalnya, bahwa pertentangan
berkepanjangan dalam pucuk pimpinan organisasi Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP) telah mengakibatkan pemisahan diri oleh sejumlah fraksi anggota dari
campur tangan fihak keamanan dalam urusan internnya
No comments:
Post a Comment