Thursday, February 16, 2017

IDENTIFIKASI PERILAKU DAN KARAKTERISTIK SISWA


1.      Pengertian dan tujuan
Identifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa adalah salah satu upaya para guru yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan peserta didik, berkaitan dengan suatu program pembelajaran tertentu. Tahapan ini dipandang begitu perlu mengingat banyak  pertimbangan seperti; peserta didik, perkembangan sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kepentingan program pendidikan/ pembelajaran tertentu yang akan diikuti peserta didik.
Identifkasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik bertujuan:
a)      Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu.
b)      Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampua, serta kecenderungan peserta didik berkaitan dengan pemilihan program-program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka.
c)      Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.
2.      Landasan Dasar
Identifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik perlu dilakukan berdasarkan landasan teoretik dan landasan yuridis sebagai berkut. pertama Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan bahwa pengembangan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan, dan  kepentingan peserta didik[1][1]. kedua secara teoretik peserta didik berbeda dalam banyak hal yakni; perbedaan fitrah individual[2][2], disamping perbedaan latar belakang keluarga, social, budaya, ekonomi, dan sebagainya.
Teori Kecerdasan ganda (Multiple Intelligences), dari Gardnerd, yang menyatakan bahwa sejak lahir manusia memiliki jendela kecerdasan yang banyak. Ada delapan jendela kecerdasan menurut Gardnerd pada setiap individu yang lahir, dan kesemuanya itu berpotensi untuk dikembangkan. Namun dalam perkembangan dan pertumbuhannya individu hanya mampu paling banyak empat macam saja dari ke delapan jenis kecerdasan yang dimilikinya. Dengan teori ini maka terjadi pergeseran paradigm psikologis hierarkhis menjadi pandangan psikologis diametral. Tidak ada individu yang cerdas, bodoh, sedeng, genious, dan sebagainya, yang ada kavling kecerdasan yang berbeda. [3][3]





No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive