1. Pusat Peradaban
Peradaban Lembah Sungai
Indus diketahui melalui penemuan-penemuan arkeologi-di Kota Harappa dan
Mohenjodaro. Kota Mohenjodaro diperkirakan sebagai ibukota daerah Lembah Sungai
Indus bagian selatan dan Kota Harappa sebagai ibukota Lembah Sungai Indus
bagian utara. Mohenjodaro dan Harappa merupakan pusat peradaban bangsa India
pada masa lampau.
2. Sistem Pertanian dan Pengairan
Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian menjadi
mata pencaharian utama masyarakat India. Pada perkembangan selanjutnya,
masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai
Indus sampai jauh ke daerah pedalaman.
Pembuatan saluran irigasi dan pembangunan daerah-daerah pertanian
menunjukkan bahwa masyarakat Lembah Sungai Indus telah memiliki peradaban yang
tinggi. Hasil-hasil pertanian yang utama
adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain-lain.
3. Teknologi
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi, Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan
budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai
macam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam meterai dengan
lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat peperangan seperti tombak, pedang,
dan anak panah
4. Pemerintahan
Raja-raja yang pernah
memerintah Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut :
a. Candragupta Maurya
Candragupta Maurya menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa
pemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur,
sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari
kekuasaannya. Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai
daerah yang sangat luas, yaitu daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di
sebelah timur.
b. Ashoka
Ashoka memerintah Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashoka merupakan cucu dari
Candragupta Maurya.
5. Kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau
memuja banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa kesuburan dan kemakmuran
(Dewi Ibu).
Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah binatang-binatang seperti buaya
dan gajah serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan
tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang
dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian.
PERADABAN LEMBAH SUNGAI GANGGA (INDIA KUNO)
1. Pusat Peradaban
Pusat peradaban Lembah Sungai Gangga terletak antara
Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Windya-Kedna.Pendukung peradaban Lembah
Sungai Gangga adalah bangsa Arya yang termasuk bangsa Indo-Jerman. Bangsa Arya
adalah bangsa peternak dengan kehidupan yang terus mengembara. Setelah berhasil
mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang
subur, akhirnya mereka hidup menetap.
Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan
terus mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa
Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu.
2. Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga
merupakan kelanjutan ~an sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai
Indus. Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan keadaan kerajaan menjadi kacau
dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa.
Keadaan yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan
baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan
Harsha.
a. Kerajaan Gupta
Pendiri Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta I
dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja
Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara, namun agama Buddha masih
tetap dapat berkembang.
Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa
pemerintahan Samudragupta (Cucu Candragupta 1). Pada masa
pemerintahannya Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil
dikuasainya dan Kota Ayodhia ditetapkan sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta II,
yang dikenal sebagai Wikramaditiya. Ia juga bergama Hindu, namun tidak
memandang rendah dan mempersulit perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa
pemerintahannya berdiri perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda. Di bawah
pemerintahan Candragupta II kehidupan rakyat semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan
mengalami masa gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa
dengan karangannya berjudul "Syakuntala". Perkembangan seni patung
mencapai kemajuan yang juga pesat.
b. Kerajaan Harsha
Ibu kota Kerajaan Harsha adalah Kanay. Harshawardana
merupakan seorang pujangga besar. Pada masa pemerintahannya kesusastraan dan
pendidikan berkembang dan pesat. Salah satu pujangga yang terkenal pada masa
kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana dengan karyanya berjudul
"Harshacarita".
Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi
kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan
stupa, serta dibangun tempat
tempat
penginapan dan fasilitas kesehatan. Candi-candi yang rusak diperbaiki dan
membangun candi-candi baru. Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga
abad ke-11 M tidak pernah diketahui adanya raja-raja yang pernah berkuasa di
Harsha.
c. Kebudayaan Lembah Sungai Gangga
Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu
berkembang, baik di wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja
banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain.Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban
sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan
munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta Gautama.
Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah
Sidharta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi
menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai
Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti
kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini
kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.
No comments:
Post a Comment