Thursday, February 16, 2017

Plot


Plot atau alur merupakan hubungan antara satu peristiwa atau sekelompok peristiwa dengan peristiwa atau sekelompok peristiwa yang lain. Urutan peristiwa dapat tersusun berdasarkan tiga hal, yaitu:
a)    Berdasarkan urutan waktu terjadinya. Alur dengan susunan peristiwa berdasarkan kronologis kejadian disebut alur linear.
b)    Berdasarkan hubungan kausalnya/sebab akibat. Alur berdasarkan hubungan sebab-akibat disebut alur kausal.
c)    Berdasarkan tema cerita. Alur berdasarkan tema cerita disebut alur tematik.
Karakteristik alur dapat dibedakan menjadi konvensional dan inkonvensional. Alur konvensional adalah jika peristiwa yang disajikan lebih dahulu selalu menjadi penyebab munculnya peristiwa yang hadir sesudahnya. Sedangkan Alur inkonvensional adalah pengarang menampilkan lebih dahulu peristiwa yang akan diceritakan sesudahnya.
Alur juga disebut plot. Menurut Stanton (dalam Nurgiantoro:1965:14), plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungakan secara sebab-akibat, peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.
Menurut Kenny (dalam Nurgiantoro: 1966: 14), plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab-akibat.
Sedangkan, menurut Forster (dalam Nurgiantoro:1970:93) adalah peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai penekanan pada adanya hubungan kausalitas.
Jadi alur yang terdapat dalam cerpen “Di Bawah Lindungan Ka’bah” karya Buya Hamka ini adalah Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu alur maju dan mundur.
a.       Peristiwa
Peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari satu keadaan ke keadaan yang lain (Luxemburg dkk, 1992:150).
Menurut (Luxemburg dkk,1992:151-152) dalam Nurgiantoro peristiwa dapat dibedakan menjadi tiga yaitu peristiwa fungsional, kaitan dan acuan.
v  Peristiwa fungsional adalah peristiwa-peristiwa yang menentukan dan atau mempengaruhi perkembangan plot.
v  Peristiwa kaitan adalah peristiwa-peristiwa yang berfungsi mengaitkan peristiwa-peristiwa penting dalam pengaurutan penyajian cerita.
v  Peristiwa acuan adalah peristiwa yang tidak secara langsung berpengaruh dan atau berhubungan dengan perkembangan plot, melainkan mengacu pada unsur-unsur lain, misalnya berhubungan dengan masalah perwatakan atau suasana yang meliputi batin seseorang tokoh.   

Di dalam novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah” peristiwa dimulai ketika harga getah sedang naik, pimpinan negeri Mekah Syarief Husen pindah ke tangan Ibnu Saud, dan  si Aku dalam novel tersebut pergi naik haji.
“Harga getah di Jambi naik, dan seluruh di tanah ini sedang naik, negeri Mekah baru saja pindah dari tangan Syarief Husin ke tangan Ibnu Saud, Raja Hejaz dan Nedj dan daerah takluknya.”, “Waktu itulah saya naik haji.”

b.      Konflik
Menurut (Wellek dan Warren, 1989:285) dalam Murgiantoro, konflik adalah sesuatu yang dramatis, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan.
Konplik di dalam novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah” ini terjadi ketika persahabatan antara si Aku dengan Hamid terusik oleh kedatangan Saleh dari Padang.
“Tetapi pergaulan yang baik itu tiba-tiba telah terusik sebab dengan kapal yang paling akhir telah tiba seorang teman baru dari Padang.”

c.       Klimaks
Menurut Stanton (1965:16) dalam Nurgiantoro, klimaks adalah saat konflik telah mencapai intensitas tertinggi, dan saat itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari kejadiannya.
Klimaks adalah titik pertemuan antara dua atau lebih hal (keadaan) yang dipertentangkan dan menentukan bagaimana permasalahan (konflik itu) akan diselesaikan.
Klimaks di dalam novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah”  terjadi ketika Engku Haji Ja’far meninggal, dan ibu Hamid sakit-sakitan kemudian meninggal, sehingga Hamid tinggal sebatang kara sebagai yatim piatu, kemudian Hamid berangkat meninggalkan kota Padang.
“Pertama ialah kematian yang sekonyong-konyong dari Engku Haji Ja’far yang dermawan itu.”, “ibu saya yang tercinta, yang telah membawa saya menyeberangi hidup bertahun-tahun telah ditimpa sakit,…”, “Dari mulutnya keluar kalimat baka, bersama dengan kepergian nyawanya ke dalam alam suci,…”, “sekarang saya sudah tinggal sebatang kara dalam dunia ini!.”, “…dengan tidak seorang pun mengetahui, saya berangkat meninggalkan kota Padang.”

d.      Penyelesaian
Penyelesaian sebuah cerita dapat dikategorikan kedalam dua golongan yaitu:
a)     Penyelesaian tertutup, menunjukkan pada keadaan akhir sebuah karya fiksi yang memang sudah selesai, cerita sudah habis sesuai tuntutan logika cerita yang dikembangkan.
b)     Penyelesaian terbuka, memberi kesempatan kepada pembaca untuk ikut menularkan, mengimajinasikan dan mengkreasikan bagaimana kira-kira penyelesaiannya.
Jadi tahap penyelesaian di dalam novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah” adalah ketika Zainab sakit-sakitan dan meninggal dunia, kemudian Hamid jatuh sakit sehingga dia pun menghembus nafas terakhir ketika setelah melakukan tawaf di Bawah Lindungan Ka’bah.
“Akan hal Zainab, ia sekarang sakit-sakit, badannya telah kurus.”, “…yang tiada disangka-sangka: Zainab wafat, surat menyusul, Rosna.”, “…demamnya yang di bawa dari Mekah bertambah menjadi, lebih-lebih setelah ditimpa hawa yang sangat panas di Arafah. Hamid tak mau lagi makan, badannya sangat lelah,…”, “Di bibirnya terbayang suatu senyuman dan…sam[pailah waktunya. Lepas ia dari tanggapan dunia yang mahaberat ini, dengan keizinan Tuhannya. Di bawah Lindungan Ka’bah.”


No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive