Thursday, February 16, 2017

Setting/Latar


Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar merupakan penanda identitas permasalahan fiksi yang mulai secara samar diperlihatkan alur atau penokohannya, karena secara tidak langsung latar berkaitan dengan alur atau penokohan. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok:
Sebuah cerita pada hakikatnya ialah peristiwa atau kejadian yang menimpa atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu tertentu dan pada tempat tertentu. Menurut Nadjid (2003: 25) latar ialah penempatan waktu dan tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi.
Menurut Nurgiyantoro (2004: 227-233) unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, antara lain sebagai berikut:
a.   Latar Tempat
Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu serta inisial tertentu.
b.   Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah ”kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ”kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu

c.   Latar Sosial
Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks serta dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Selain itu latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.
Jadi latar yang terdapat di dalam novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah” karya Buya Hamka ini adalah:
a.  Latar Tempat
v  Mekkah (1927)
“Menurut keterangan syekh kami, anak muda itu berasal dari Sumatera, datang pada tahun yang lalu, jadi adalah dia seorang yang telah mukim di Mekah.”
v  Padang (masa anak-anak sampai remaja)
“…sehari orang akan puasa, kami dibawa ke atas Gunung Padang, karena di sanalah ayahku berkubur dan beberapa famili ibu Zainab.”
v  Padang Panjang
“Tetapi…sejak mula saya pindah ke Padang Panjang, senantiasa saya merasa kesepian.”
v  Madinah
“sepuluh hari sebelum orang-orang berangkat ke Arafah mengerjakan wukuf, jemaah-jemaah telah kembali dari ziarah besar ke Madinah.

b.  Latar Waktu
Latar Waktu yang terdapat di dalam novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah” adalah Malam hari, pagi hari, sore hari, bahkan pada siang hari:
“Pada suatu malam, sedang ia duduk seorang dirinya di atas suguh,…”, “Tiap-tiap pagi saya lalu di hadapan rumah itu menjunjung nyiru berisi goreng pisang.”, “kadang-kadang di waktu sore kami duduk di beranda muka,…”Pada suatu petang, sedang matahari akan tenggelam ke dasar lautan di Batang Arau.”, “Di Arafah sangat benar panasnya,…”  

c.  Latar Sosial
Latar Sosial yang terdapat di dalam novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah” karya Buya Hamka tersebut adalah fenomena yang kadang-kadang sering juga terjadi pada lapisan masyarakat, sebagai seorang pengecut yang malu dan takut mengatakan cinta karena perbedaan derajat, baik budi seseorang, sehingga cintanya hanya tersimpan dan terkubur di dalam hati, yang akhirnya menyiksa batin dan diri kita sendiri.
“…anakanda tahu bahwa jika anakanda mencurahkan cinta kepadanya takkan buahnya dengan seorang yang mencurahkan semangkuk air tawar ke dalam lautan yang mahaluas, laut takkan berubah sifatnya karena semangkuk air tawar itu.”, “…bahwa emas tak setara dengan loyang, sutra tak sebangsa dengan benang.”, “Cuma ketika berhada[pan dengan Zainab dalam rumahnya, mulut saya tertutup, saya menjadi seorang bodoh dan pengecut.”


No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive