BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masalah
pendidikan tidak dapat lepas dari masalah pembelajaran, karena pembelajaran
merupakan inti dari proses peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan
kualitas pendidikan menunjuk pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil
belajar. Suatu sistem pendidikan disebut bermutu dari segi proses, jika
pembelajaran berlangsung secara efektif dan siswa mengalami pembelajaran yang
bermakna serta ditunjang oleh sumber daya baik dari sarana dan prasarana yang
memadai sumber daya manusianya itu sendiri. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut
Abdulhak (1998:1) “Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup”. Di dalam pendidikan tersebut
memiliki tujuan yang sangat penting yaitu mendewasakan seseorang sehingga
menentukan pilihan mana yang perlu dilakukan untuk pribadinya maupun untuk umum
yang ditunjang oleh kecerdasan dan keterampilan.
Keefektifan pembelajaran digambarkan
oleh hasil belajar yang dicapai siswa. Dengan kata lain, makin efektif
pembelajaran yang dilaksanakan, maka makin meningkat dan baik hasil belajar
siswa. Upaya pengembangan desain pembelajaran ini amat penting untuk dilakukan oleh
seorang guru. Esensi dari desain pembelajaran adalah merancang seperangkat tindakan
yang bertujuan untuk mengubah situasi yang ada ke situasi yang diinginkan. Jelaslah
bahwa fungsi desain pembelajaran merupakan fungsi yang sangat esensial karena
pengelolaan dan evaluasi pembelajaran pada hakikatnya tergantung pada desain
pembelajaran yang telah dibuat oleh guru. Pembelajaran pada dasarnya yaitu
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menampilkan tingkah laku hasil proses
belajar mengajar dalam kondisi situasi yang nyata dan menelaah serta memecahkan
yang dihadapi dalam kehidupan. Dengan melakukan proses pembelajaran peserta
didik atau siswa membekali dirinya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
menyangkut kehidupannya sendiri menuju ke arah yang lebih baik.
Perancangan setiap kegiatan pembelajaran
harus dilakukan secara sistematik. Demikian pula pengembangan bahan
pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi, baik proses
maupun hasilnya. Secara nyata bentuk dari usaha-usaha tersebut ditandai dengan
perumusan kompetensi yang operasional, pemilihan dan penyusunan materi
pelajaran yang akan diajarkan dan konsisten dengan kompetensi.
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebuah
mata pelajaran yang mempelajari fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Guru
harus pandai mengaitkan materi pelajaran dengan realita yang ada, kenyataan
yang terjadi selama ini belajar IPS penuh dengan hafalan dan membahas hal-hal
yang abstrak, seolah mempelajari sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Siswa dipaksa menghafal konsep-konsep yang tidak tahu
penerapannya. Akibatnya IPS menjadi suatu mata pelajaran yang tidak disukai
siswa dan seakanakan menjadi nomor dua untuk ditekuni. Strategi pembelajaran
yang digunakan adalah strategi yang berkaitan langsung dengan hal-hal yang
terjadi dan dialami oleh siswa. Banyak siswa mengganggap proses pembelajaran
IPS sebagai sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu
banyak hafalan, kurang variatif, dan berbagai keluhan lainnya. Dalam proses
pembelajaran IPS cenderung berpusat pada guru (teacher centre). Salah
satu kendala yang dihadapi oleh guru untuk menghasilkan metode atau model
pembelajaran IPS yang efektif ialah fakta bahwa guru berhadapan dengan materi
IPS yang memiliki cakupan sangat kompleks. Oleh karena itu seorang guru
dituntut untuk memiliki keterampilan dalam melakukan inovasi-inovasi
pembelajaran dan menggunakan media sebagai sarana proses belajar mengajar,
supaya peserta didik atau siswa lebih antusias dan tetarik dalam suatu kegiatan
belajar mengajar.
Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah,
alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada
bidang pendidikan. Pada awalnya komputer dimanfaatkan di sekolah sebagai
penunjang kelancaran pekerjaan bidang
administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran dan inovasi pembelajaran. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih banyak dan dapat memahami materi pelajaran lebih baik, sehingga akan meningkatkan performansi mereka sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai.
administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran dan inovasi pembelajaran. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih banyak dan dapat memahami materi pelajaran lebih baik, sehingga akan meningkatkan performansi mereka sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai.
Seiring dengan pesatnya perkembangan
media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun
perangkat lunak (software), telah mengakibatkan bergesernya peran guru
termasuk guru IPS sebagai penyampai pesan/informasi. Guru tidak bisa lagi
berperan sebagai satu-satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para
siswanya. Saat ini para pendidik sudah mulai mendapatkan akses untuk
menggunakan berbagai macam produk teknologi guna meningkatkan efektifitas
pembelajaran. Karena seorang tenaga pendidik dituntut untuk mampu mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam upaya untuk menguasai
dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Komputer merupakan salah satu
produk teknologi dinilai tepat digunakan sebagai alat bantu atau media pembelajaran
dan memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran disamping media sarana pembelajaran yang ada, akan tetapi inovasi
atau penemuan-penemuan baru dalam penggunaan alat bantu yang lain tetap
diperlukan seorang tenaga pendidik atau guru dalam melaksanakan kegiatan atau
proses belajar mengajar untuk membuat proses pembelajaran lebih menarik bagi
peserta didik. Inovasi adalah memperkenalkan ide baru, barang baru,
pelayanan baru dan cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Amabile et al. (1996)
mendefinisikan inovasi yang hubungannya dengan kreativitas adalah: Inovasi atau
innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti
membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Inovasi kadang pula
diartikan sebagai penemuan, namun berbeda maknanya dengan penemuan dalam arti discovery
atau invention (invensi). Discovery mempunyai makna penemuan
sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah ada sebelumnya, tetapi belum
diketahui. Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar-benar baru sebagai
hasil kegiatan manusia. Prof. Dr. Anna Poejiadi (2001) memberikan
penjelasan: Secara harfiah to discover berarti membuka tutup. Artinya
sebelum dibuka tutupnya, sesuatu yang ada di dalamnya belum diketahui orang.
Sebagai contoh perubahan pandangan dari geosentrisme menjjadi heliosentrisme
dalam astronomi.
Teknologi Informasi dan komunikasi salah
satunya yaitu komputer mampu menampilkan berbagai komponen media, seperti
video, gambar, teks, animasi, dan suara sehingga dapat merangsang lebih banyak
indra. Melalui video dan gambar, dapat ditampilkan kejadian nyata yang
berkaitan dengan materi yang dipelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih
kontekstual dan siswa lebih mudah memahami materi. Dengan memanfaatkan
teknologi komputer untuk mendukung kegiatan pembelajaran diharapkan dapat
membantu memecahkan masalah belajar yang dihadapi siswa. Namun sampai saat ini
media pembelajaran berbasis komputer untuk mata pelajaran IPS masih terbatas.
Padahal dari berbagai studi menunjukkan bahwa program pembelajaran yang
dirancang dengan menggunakan komputer lebih efektif dibandingkan dengan paket
pengajaran lainnya, karena komputer memiliki sejumlah potensi yang dapat
dimanfaat untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
paparan latar belakang yang penulis
kemukakan di atas, dan supaya kesimpulan akhir dari bahasan makalah ini masih
berada dalam kajian permasalahan sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran
permasalahan, maka penulis memberikan batasan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ?
2. Bagaimana
gambaran penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar (SD) ?
3. Bagaimana
penerapan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses belajar mengajar IPS ?
C. PROSEDUR PEMECAHAN
MASALAH
Berdasarkan permasalahan
yang berkaitan dengan Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Pembelajaran IPS, maka akan mencoba untuk dikaji dan dipecahkan dengan
menggunakan prosedur pemecahan masalah sebagai berikut :
1.
Mencari bahan-bahan
sumber yang relevan atau berhubungan dengan permasalahan makalah.
2. Mempelajari
dan mengkaji bahan sumber yang telah didapat.
3.
Penyusunan makalah ini
berdasarkan hasil kajian teoritis dan praktis dengan menggunakan metode
deskriptif.
D. SISTEMATIKA
PENULISAN MASALAH
Sistematika
penulisan makalah yang digunakan dalam pelaporan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. BAB
I Pendahuluan, pada bagian ini di kemukakan mengenai latar belakang masalah
(mengapa topik itu perlu ditulis), rumusan masalah, prosedur pemecahan masalah,
dan sistematika yang digunakan dalam
penyusunan dan pelaporan makalah ini.
2. BAB
II Pembahasan, di dalam bab ini merupakan analisis kajian teori dan landasan
pembahasan permasalahan makalah yang disajikan.
3. BAB
III Penutup, di dalam bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil kajian
teori atau studi literatur sebagai jawaban dari permasalahan yang dibahas atau
dikemukakan pada makalah ini.
BAB II
TINJAUAN
TEORITIS
Komputer sebagai salah satu produk
teknologi dinilai tepat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran dan memiliki
potensi yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
Komputer mampu menampilkan berbagai komponen media, seperti video, gambar,
teks, animasi, dan suara sehingga dapat merangsang lebih banyak indra. Melalui
video dan gambar, dapat ditampilkan kejadian nyata yang berkaitan dengan materi
yang dipelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan siswa lebih
mudah memahami materi. Materi yang disajikan dengan animasi akan membantu
pemahaman materi serta belajar menjadi lebih menarik. Berbagai macam pendekatan
instruksional yang dikemas dalam bentuk program pembelajaran berbasis komputer
atau computer based instruction (CBI) seperti: drill and
practice, simulasi, tutorial dan permainan. Dengan memanfaatkan teknologi
komputer untuk mendukung kegiatan pembelajaran diharapkan dapat membantu
memecahkan masalah belajar yang dihadapi siswa. Namun sampai saat ini media
pembelajaran berbasis komputer untuk mata pelajaran IPS masih terbatas. Padahal
dari berbagai studi menunjukkan bahwa program pembelajaran yang dirancang
dengan menggunakan komputer lebih efektif dibandingkan dengan paket pengajaran
lainnya, karena komputer memiliki sejumlah potensi yang dapat dimanfaat untuk
meningkatkan efektivitas proses pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu
Pengetahuan Sosial (Social Studies), merupakan bidang ajaran di sekolah
dengan tujuan mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial dalam
bentuk konsep dan pengalaman belajar yang dipilih atau terorganisir dalam
rangka kajian ilmu sosial. Menurut National Council for the Social Studies
(NCSS) definisi IPS sebagai berikut: Social studies is the integrated study
of the social sciences and humanities to promote civic competence.
Within the school program, social studies provides coordinated,
systematic study drawing upon such disciplines as anthropology,
archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science,
psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from
the humanities, mathematics, and natural sciences. Artinya studi sosial
merupakan studi terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial untuk mengembangkan potensi
kewarganegaraan yang dikoordinasikan dalam program sekolah sebagai pembahasan
sistematis yang dibangun di atas disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi,
ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu-ilmu politik, psikologi,
agama, sosiologi, dan juga memuat isi dari humaniora, matematika, dan ilmu-ilmu
alam. Departemen Pendidikan Nasional (Pusat Kurikulum, 2006: 7) mendefinisikan IPS
sebagai berikut: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu- ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas
dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang- cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). Dari definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa IPS adalah pengetahuan yang terintegrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi,
sejarah, hukum, filsafat, ilmu-ilmu politik, psikologi, agama, sosiologi, dan
juga memuat isi dari humaniora, matematika, dan ilmu-ilmu alam serta mempelajari
manusia dan hubungannya dengan lingkungan sekitar.
No comments:
Post a Comment