Tuesday, February 4, 2020

Pemeliharaan Mesin Kapal Berbasis Pemantauan Kondisi

Untuk mencegah terjadinya suatu kerusakan mesin yang lebih besar harus dilakuakan perawatan secara periodik dan berkala, dalam isrilah-istilah seperti aset kritis (critical asset),kesiap-siagaan pearalatan(equipment availability) dan jatuh tempo untuk merawat mesin (machine uptime) telah terbiasa bagi para ahli teknik mesin dalam industri di darat selama beberapa tahun terakhir ini. Akan tetapi bagi komunitas ahli teknik mesin kapal, baru sekarang ini mulai menggunakan istilah-istilah itu.
Istilah-istilah di atas mulai terdengar saat dimulainya perpindahan metode-metode perawatan bersifat pencegahan yang tradisiaonal bergeser ke metode perawatan prediktif proaktif,atau program-program berbasiskan pemantauan kondisi(CBM).
CBM  baru-baru ini telah dikenal oleh badan-badan klasifikasi kapal internasional yang ternama sebagai sebuah alat bukti penilaian untuk pengelolaan kondisi mesin di kapal,dengan potensi untuk berkontribusi secara langsung baik terhadap penurunan jumlah kerusakan rata-rata.
Peralatan,khususnya saat kapala berlayar,maupun biaya-biaya operasi kapal secara keseluruhan. Selain itu,kurang dari 5% dari armada kapal dunia telah menggunakan CBM,bersamaan dengan perawatan bersifat pencegahan atau berbasis waktu (preventive or time based) menjadi sesuatu yang biasa.
Di darat CBM merupakan proses yang telah terbukti dan secara luas telah menggantikan cara-cara perawatan besifat pencegahan. Ada pengetahuan yang berlimpah yang bisa dipindahkan ke sektor kapal dan yang akan menghilangkan kebutuhan akan penggunaan metode-metode yang berbasis waktu untuk tugas-tugas layanan/kegiatan rutin,yang seringkali dilakukan tanpa mempertimbangkan kondisi mesinnya.
Seringkali sebuah peralatan harus dimatikan hanya untuk perawatan karena diperkirakan keausan yang dihitung berdasarkan jam kerjanya sudah mencapai maksimal,untuk akhirnya para ahli teknik mesin yang membongkar hanya mendapatakan kenyataan bahwa minyak lumas, seal perapat dan bagian-bagian lainnya masih dalam keadaan baik dan tidak perlu diganti.
Contoh lainnya, suatu penggantian yang tidak di jadwalkan dalam kondisi-kondisi pengoprasian bisa mengakibatkan kerusakan komponen jauh sebelum jatuh tempo jadwal perawatannya. Dalam kedua kasus di atas, perawatan bersifat pencegahan hanya akan menimbulkan biaya-biaya penghentian, buruh dan penggantian suku cadang yang sesungguhnya tidak diperlukan.
Dengan memperbandingkan,CBM memungkinkan para ahli teknik mesin untuk memantau pada saat yang tepat pengoperasian sistem-sitem yang kritis, seperti turbocharger-turbocharger dari mesin induk dan mesin-mesin bantu dan turbin-turbin uap sampai kotak-kotak roda gigi dan motor-motor listrik. CBM memungkinkan untuk mengindentifikasi keausan atau kerusakan/kegagalan dari komponen-komponen yang berputar atau penurunan mutu/degradasi dari minyak pelumas saat mulai terjadi atau saat berkembang,dan selanjutnya menjadwalkan perawatan atau jarak-jarak waktu perbaikan yang sesuai dengan kapasitas operasional untuk setiap kapal. CBM juga bisa membantu mendemontrasikan kepada surveyor badan klasifikasi bahwa masa usia pakai dari peralatan bisa diperpanjang melebihi jadwal pembongkaran atau periode-periode overhaul yang sudah ditentukan sebelumnya.
Metode-metode pengukuran
Alat –alat pemantau umumnya termasuk Peralatan-peralatan yang mampu mengukur perubahan-perubahan,khususnya untuk poros-poros yang berputar,atau perubahan-perubahan suhu operasional pada sistem mekanis maupun elektris. Dalam setiap kasusnya, uni-unit yang bisa dijinjing, dengan probe-probe jarak jauh atau sensor-sensor yang terpasang secara tetap/permanen, yang disambung pada sistem-sistem pengukuran dikapal, bisa digunakan.
Kelebihan dari instalasi yang dipasang secara tetap ialah bahwa pembacaan-pembacaan bisa dilakukan secara terus-menerus sehingga memberikan perawatan bersifat pencegahan pada saat yang tepat.
Disinilah letak penyebabnya mengapa banyak teknologi maju atau canggih dibuat. Sebagai contoh, sistem multilog SKF berbentuk modul membuat pengukuran-pengukuran bisa ditangkap dari sensor-sensor dibanyak lokasi. Datanya secara otomatis bisa dikirimkan ke server database dengan perangkat lunak untuk analisis yang khusus dipasang untuknya (dedicated analysis software). Sistem pemantauan untuk keseluruhannya (overall monitoring system) bisa secara operasional disambungkan satu sama lainnya (interconnected) dengan sistem pengontrol yang didistribusikan dikapal (Ship’s Distributed Control System-DSC), memungkinkan parameter-parameter untuk keperluan operasi seperti putaran mesin dianalisis dengan data operasi lainnya.
Jenis system pemantauan ini membuat Condition Monitoring (CM) menjadi handal, konsisten, dan sangat akurat dengan data yang tertangkap terpresentasikan dalam format yang mudah dan mudah dimengerti.
Meskipun begitu, patut untuk dipertimbangkan bahwa pergantian cepat sesungguhnya (transient nature) dari banyak awak kapal bisa membuat sulit untuk menjaga atau mempertahankan standar perawatan yang tinggi secara konsisten untuk setiap kapal. Tanpa keterampilan dari spesialis CM yang telah berpengalaman detail-detail yang lebih rinci (finer detail) dari data yang dikumpulkan bisa menjadi sulit untuk diinterpretasikan. Karena itu,opsi lebih lanjut khususnya untuk kapal-kapal yang lebih besar, adalah berpartner dengan suatu organisasi SKF yang menawarkan 24/7 pemantau jarak jauh (remote monitoring) untuk sistem dikapal dengan menggunakan sistem-sistem komunikasi standar dari kapal.
Akibat yang akan ditimbulkan bila perawatan mesin tidak dilaksanakan dengan baik ,maka akan terjadi sebagai berikut.
·         Kapal tabrakan, karena kerusakan permesinan secaran mendadak, tidak terkontrol,dan sebagainya.
·         Kapal tenggelam, hilangnya kapal termasuk anak-buah kapal dan seluru muatan (Total Lost), karena tabrakan, pecahnya “see chest”, kebakaran di dalam kamar mesin,dan sebagainya.
·         Kapal bergetar, akibat perawatan dan perbaikan Poros Engkol yang tidak tepat, sehingga dapat merusak bagian-bagian mesin lainnya.
·         Kapal bergetar, salah satu Daun Baling-baling (Propeller) pernah kandas atau menghantam balok keras, dapat juga merusak bagian-bagian mesin ataupun instalasi listrik kapal.
·         Kapal menganggur (delay), karena terjadinya kerusakan dan perbaikan yang tidak terencana (Break Down) dan tidak cukup suku cadangnya.
·         Pembengkakkan (overheat) biaya operasi kapal, karena kerugian –kerugian terus-menerus sulit dipekirakan (dianggarkan).
·         Biro klanifikasi tidak merekomendasikan kapal untuk berlayar, karena permesinan kapal tidal memenuhi syarat Klass.
·         Rekanan usaha perdagangan tidak merekomendasikan untuk menyewa (charter) kapal tersebut.
Asuransi akan membebankan biaya yang lebih kepada perusahaan,kapal secara jeseluruhan tidak menjalankan perawatan dan perbaikan dengan benar (Low performance).

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive