1. Pengertian Kromosom
Kromosom adalah
kromatin yang merapat, memendek dan membesar pada waktu terjadi proses
pembelahan dalam inti sel (nucleus), sehingga bagian-bagiannya dapat terlihat dengan
jelas di bawah mikroskop biasa. Kromosom berasal dari kata chroma = berwarna,
dan soma = badan. Terdapat di dalam plasma nucleus, berupa benda-benda
berbentuk lurus seperti batang atau bengkok, dan terdiri dari bahan yang mudah
mengikat zat warna.
Istilah kromosom
pertama kali diperkenalkan oleh W. Waldeyer pada tahun 1888, walaupun
Flemming (1879) telah melihat pembelahan kromosom di dalam inti sel. Ahli yang
mula-mula menduga bahwa benda-benda tersebut terlibat dalam mekanisme keturunan
ialah Roux (1887) melaporkan bahwa banyaknya benda itu di dalam nucleus dari
mahkluk yang berbeda adalah berlainan, dan jumlahnya tetap selama hidupnya.
Morgan (1993), menemukan fungsi kromosom dalam pemindahan sifat- sifat genetik.
Beberapa ahli lainnya seperti Heitz (1935), Kuwanda (1939), Gritter (1940) dan
Kauffmann (1948), kemudian menyusul memberi keterangan lebih banyak tentang
morfologi kromosom.
2. Morfologi kromosom
Kebanyakan
makhluk di dalam nukleusnya terdapat benda-benda halus berbentuk lurus
seperti batang atau bengkok dan terdiri dari zat yang mudah mengikat zat
warna. Benda-benda tersebut dinamakan kromosom dan zat yang menyusunnya
disebut kromatin (Suryo, 1990 : 6). Kromosom dapat dilihat dengan mudah,
apabila menggunakan teknik pewarnaan khusus selama nukleus membelah. Hal ini
karena pada saat itu kromosom mengadakan kontraksi sehingga menjadi lebih
tebal, dan dapat mengisap zat warna lebih baik. Dalam arti lain, kromosom
tampak jelas pada saat sel sedang membelah karena mengalami
pemadatan dan penggandaan. Ukuran kromosom bervariasi bagi
setiap species. Panjangnya berkisar antara 0,2-50 mikron, diameternya antara
0,2-20 mikron dan pada manusia mempunyai panjang 6 mikron.
Satu kromosom terdiri dari 2 (dua)
bagian, yaitu :
a. Sentromer disebut juga
kinetochore, merupakan bagian kepala kromosom. Sentromer adalah daerah yang
mengerut dari kromosom saat proses mitosis atau meiosis dan merupakan tempat
melekatnya benang-benang gelendong. Fungsinya adalah sebagai tempat berpegangan
benang plasma dari gelendong inti (spindle) pada stadium anafase. Sentromer
tidak mengandung kromonema dan gen. Berdasarkan letak dan panjangnya lengan,
sentromer dapat dibedakan dalam beberapa bentuk kromosom, yaitu :
1)
Metasentris, apabila sentromer terletak di median
(kira-kira di tengah kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan
sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf V.
2)
Submetasentris, apabila sentromer terletak di
submedian (ke arah salah satu ujung kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi
dua lengan tak sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf J.
3)
Akrosentris, apabila sentromen terletak di
subterminal (di dekat ujung kromosom), sehingga kromosom tidak membengkok
melainkan tetap lurus seperti batang. Satu lengan kromosom sangat pendek,
sedang lengan lainnya sangat panjang.
4)
Telosentris, apabila sentromen terletak di ujung
kromosom, sehingga kromosom hanya terdiri dari sebuah lengan saja dan berbentuk
lurus seperti batang. Kromosom manusia tidak ada yang telosentris.
b. Lengan ialah badan
kromosom sendiri. Mengandung kromonema dan gen. Lengan memiliki 3 daerah :
a.
Selaput, ialah lapisan tipis yang menyelimuti badan kromosom
b.
Kandung / matrix, mengisi seluruh lengan, terdiri dari cairan bening
c.
Kromonema, ialah benang halus berpilin-pilin yang terendam dalam kandung, dan
berasal dari kromonema kromatin sendiri. Di dalam kromonema terdapat kromomer
(pada manusia tidak jelas).
Melihat pada
perbedaan banyaknya mengisap zat warna teknik mikroskopik, kromatin (kromosom yang
sedang tidak mengalami proses pembelahan) bagian lengan kromosom dibedakan oleh
E. Hertz (1928) atas :
1.
Heterokromatin, ialah daerah kromatin yang
relatif lebih banyak dan lebih mudah mengisap zat warna dibandingkan dengan
bagian lain dari lengan.
2.
Eukromatin, ialah daerah kromatin yang terang
dan mengandung gen-gen yang sedang aktif.
Pada satu
kromatin, daerah hetero tersebar di antara eukromatin, paling banyak dekat
sentromer. Daerah heterokromatin sewaktu waktu dapat berubah menjadi
eukromatin, bilamana gen-gennya berubah menjadi aktif. Sebaliknya daerah
eukromatin dapat pula berubah menjadi heterokromatin, pada saat gen-gennya
tidak aktif atau beristirahat. Dengan demikian dapatlah kita ketahui, bahwa
suatu gen tidak selalu giat melakukan transkripsi, bergantung pada kebutuhan
sel pada waktu bermetabolisme.
3.
Tipe Kromosom
Menjelang abad
ke-20, banyak peneliti telah mencoba untuk mengetahui jumlah kromosom yang
terdapat di dalam nukleus sel tubuh manusia, tetapi selalu menghasilkan
data-data yang berbeda karena pada waktu itu teknik pemeriksaan kromosom masih
terlalu sederhana. Dalam tahun 1912, Winiwater menyatakan bahwa di dalam sel
tubuh manusia terdapat 47 kromosom. Tetapi kemudian pada tahun 1920 Painter
menegaskan penemuannya, bahwa manusia memiliki 48 kromosom. Pendapat ini
bertahan sampai 30 tahun lamanya, sampai akhirnya Tjio dan Levan dalam tahun
1956 berhasil membuktikan melalui teknik pemeriksaan kromosom yang lebih
sempurna, bahwa nucleus sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom.
Kromosom manusia dibedakan atas 2
tipe :
1. Autosom, ialah kromosom biasa,
yang tidak berperan menentukan dalam mengatur jenis kelamin. Dari 46 krmosom di
dalam nucleus sel tubuh manusia, maka yang 44 buah (22 pasang) merupakan
autosom
2. Gonosom, ialah seks kromosom (kromosom kelamin), yang berperan dalam
menentukan jenis kelamin. Biasanya terdapat sepasang kromosom. Melihat macamnya
dapat dibedakan atas Kromosom X dan Kromosom Y.
No comments:
Post a Comment